Lu Wang - Bloomberg News

Bloomberg,  Wall Street kini menghadapi kenyataan baru, yakni generasi investor muda, khususnya dari kalangan Milenial dan Gen Z, yang semakin skeptis terhadap pasar saham dan obligasi konvensional sebagai cara utama membangun kekayaan. 

Dibentuk oleh krisis keuangan dan terdorong oleh optimisme teknologi, kelompok muda dan kaya ini mulai memindahkan dananya ke dunia aset alternatif yang semakin ramai—mulai dari kripto, real estat, ekuitas swasta pra-IPO, hingga barang koleksi digital.

Lembaga keuangan besar seperti Bank of America (BoA) mencatat lonjakan signifikan dalam minat terhadap aset alternatif dan perusahaan tersebut menambahkan sekitar 50 dana baru ke platformnya setiap tahun. Sejak 2020, jumlah klien ritel yang memegang instrumen ini meningkat lebih dari dua kali lipat. Bahkan, menurut studi BofA, sekitar 74% investor kaya berusia di bawah 43 tahun tidak lagi percaya pada strategi portofolio 60/40 (saham 60%, obligasi 40%) yang dulu populer, dan 93% dari mereka berencana menambah eksposur terhadap aset alternatif dalam beberapa tahun ke depan.

"Preferensi investor berubah pada saat yang sama ketika pasar berkembang," kata Michael Pelzar, kepala investasi di Bank of America Private Bank. "Kedua dinamika tersebut saling memengaruhi."