Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah amat dalam. Indeks bahkan sempat ambles mencapai 2% hingga jatuh ke level 6.751,86 pada perdagangan pagi hari, Senin (23/6/2025).

Setidaknya ada 12 saham yang mengalami penurunan hingga Auto Reject Bawah (ARB) di balik pergerakan IHSG. Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), berikut deretan 12 saham ARB.

- MBSS turun 15% ke Rp1.445/saham
- IOTF turun 14,9% ke Rp125/saham
- CINT turun 14,7% ke Rp168/saham
- SSTM turun 14,7% ke Rp194/saham
- JATI turun 14,5% ke Rp112/saham
- FUTR turun 14,4% ke Rp59/saham
- MDRN turun 12,5% ke Rp7/saham
- WIDI turun 10% ke Rp18/saham
- ISAP turun 10% ke Rp10/saham
- MARI turun 10% ke Rp45/saham
- IDEA turun 9,4% ke Rp40/saham
- SPRE turun 9,3% ke Rp98/saham

Transaksi IHSG sudah tergolong jumbo kurang dari 1 jam perdagangan, dengan volume sebesar 8,2 miliar saham dan nilai transaksi Rp4,5 triliun. Frekuensi yang terjadi sebanyak 491.669 kali.

Hanya ada 112 saham yang menguat. Sedangkan 511 saham melemah dan 158 saham lainnya tidak bergerak.

IHSG sudah terkoreksi sejak awal perdagangan pagi tadi. langsung ambles sesaat setelah pembukaan. IHSG dibuka melemah 1,07% ke level 6.833,47 pada perdagangan Senin (23/6/2025) berdasarkan data Bloomberg

Turun tajam IHSG terjadi di tengah kecemasan akan dampak meningkatnya ketegangan geopolitik di Timur Tengah terhadap ekonomi dan kenaikan harga energi hingga inflasi. Kegelisahan saat ini bahkan bergeser ke potensi Perang Dunia III.

Pada Sabtu, AS resmi mengebom tiga fasilitas nuklir di Iran, setelah pada pekan lalu Presiden Trump mengatakan akan menunggu dua pekan sebelum memutuskan untuk ikut menyerang Iran.

“Ikut sertanya AS dalam konflik Israel-Iran ini diperkirakan akan semakin meningkatkan ketegangan geopolitik dan berpotensi mendorong kenaikan harga komoditas, terutama minyak mentah yang dapat mendorong kenaikan inflasi global,” papar Phintraco Sekuritas dalam risetnya pagi ini.

Jika hal tersebut terjadi akan membuat para Bank Sentral tidak dapat menurunkan suku bunga di tengah ekonomi global yang cenderung membutuhkan stimulus moneter untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.

“Meningkatnya tensi geopolitik di Timur Tengah pasca Amerika Serikat melancarkan serangan udara ke Iran dan besarnya aksi jual investor asing diprediksi akan menjadi sentimen negatif bagi IHSG,” tegas CGS International Sekuritas Indonesia, Senin.

(fad)

No more pages