Logo Bloomberg Technoz

Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra tidak mengelak perusahaan memang mempertimbangkan A220 untuk memperkuat armada pesawatnya. Maskapai penerbangan tersebut tahun ini akan menambah sejumlah pesawat berbadan sempit satu lorong (narrow body) untuk penerbangan domestik.

“Semua jenis pesawat baru kalau kita mau melakukan penambahan unit pasti dipertimbangkan,” katanya ketika ditemui di Jakarta Pusat, Selasa (30/5/2023).

Namun, Irfan menyebut pengambilan keputusan jenis pesawat yang digunakan untuk penambahan armada tidak bisa diambil sepihak oleh perusahaan. Pemerintah sebagai pemegang saham terbesar emiten maskapai berkode saham GIAA itu harus dilibatkan untuk memutuskan hal tersebut.

“Itu harus dilakukan secara hati-hati, kita bersepakat pemegang saham seri A, pemerintah, harus terlibat. Kita enggak mau nanti di kemudian hari ada omongan, ‘Irfan, lu beli ini ada interest [kepentingan] ya’,” tuturnya.

Dirut Garuda Indonesia,Irfan Setiaputra saat ditemui di Jakarta, Selasa (30/5/2023)./Bloomberg Technoz-Rezha Hadyan

Adapun, untuk mengantisipasi lonjakan penumpang, Garuda Indonesia akan menambah lima unit pesawat berbadan sempit pada kuartal kedua dan ketiga tahun ini. Irfan mengatakan Garuda akan menambah lima pesawat berjenis Boeing 737-800 yang datang bertahap. 

“Kami memperkirakan trafik akan lebih baik dari RKP [rencana kerja perusahaan] kami, terutama dari haji. Kami juga mengamati peningkatan trafik bukan hanya seasonal, tetapi juga karena event,” ujarnya.

Sekadar cataatan, A220 merupakan pesawat berbadan sempit yang mampu mengangkut hingga 160 penumpang dengan jangkauan hingga 3.450 mil laut (6.400 km) untuk satu kali penerbangan. Pesawat ini dikembangkan oleh produsen pesawat asal Kanada, Bombardier Aerospace sebagai Bombardier CSeries sebelum akhirnya diambil alih oleh Airbus.

Pesawat ini dibuat untuk menyaingi Boeing 737 Series, Embraer 195, dan Airbus A320 Series sebelum adanya pengambilalihan oleh produsen pesawat asal Prancis itu.

Airbus mengeklaim A220 mampu menghemat konsumsi bahan bakar 25% jika dibandingkan dengan pesawat sejenis generasi terdahulu. Pesawat ini ditenagai oleh mesin turbofan generasi terbaru Pratt & Whitney PW1500G.

A220 tersedia dalam dua versi, yakni varian -100 yang dapat mengangkut 100 hingga 130 penumpang dan varian -300 yang lebih besar dengan kapasitas 130 hingga 160 penumpang dengan tata letak kursi yang serupa. Airbus menyebut pesawat ini sebagai pelengkap A320, alih-alih memakan pangsa pasarnya.

Saat ini, A220 dioperasikan di kawasan Asia-Pasifik oleh Korean Air untuk layanan domestik dan internasional dengan jumlah 10 pesawat. Maskapai Qantas dari Australia akan menjadi operator kedua di kawasan ini setelah menerima pengiriman pesawat pertamanya dari 20 pesawat A220 yang telah dipesan dalam rangka program pembaruan armada domestiknya.

Hingga saat ini, Airbus telah menerima 785 pesanan untuk A220 dan mengirimkan lebih dari 260 pesawat jenis ini kepada sejumlah maskapai penerbangan.

(rez/wdh)

No more pages