Logo Bloomberg Technoz

“Kalau kita tidak melakukan otomatisasi, yang terjadi malah kita harus mengurangi karyawan karena tidak mampu sustain the business,” kata dia.

Dalam dokumen prospektus dan strategi jangka panjang, PBRX menyebut bahwa otomatisasi diharapkan mampu meningkatkan efisiensi baik dari sisi output maupun kualitas produksi.

Perusahaan ingin agar output bisa ditingkatkan tanpa menambah kapasitas tenaga kerja, atau bahkan tetap stabil meski jumlah pekerja berkurang.

Selain dari sisi tenaga kerja, PBRX juga menghadapi tekanan dari sisi penjualan. Anne menjelaskan bahwa penurunan penjualan pada 2024 disebabkan oleh keterbatasan modal kerja setelah perusahaan menjalani proses Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU). 

Untuk menjaga arus kas, PBRX memilih menolak beberapa pesanan dibanding menanggung biaya logistik mahal seperti pada 2023.

“Tahun 2024 memang revenue-nya turun, tapi KPI kita membaik, on time, on quality,” jelas Anne. Ia menekankan bahwa meskipun volume penjualan berkurang, performa pengiriman dan kualitas tetap terjaga sehingga perusahaan masih dipercaya untuk tetap menjadi pemasok utama bagi brand internasional.

Untuk 2025, PBRX juga mengambil sikap konservatif. Menurut Anne, ini adalah tahun pertama implementasi putusan homologasi setelah PKPU. Maka dari itu, proyeksi bisnis tahun ini memang tidak disusun lebih tinggi dari tahun lalu, dan sudah dikomunikasikan kepada kreditur sejak awal.

(ell)

No more pages