Bloomberg Technoz, Jakarta - Dunia kuliner di Singapura kini tengah mengalami krisis setelah terjadi penutupan atau bangkrut secara massal. Semua jenis tempat makan terkena imbasnya, mulai dari restoran kelas atas hingga kios kaki lima.

Berdasarkan data dari Pemerintah Singapura bahwa tahun 2025, rata-rata 307 tempat usaha makanan dan minuman tutup.

Pada 2024 di mana rata-rata restoran yang tutup adalah 254, sedangkan pada tahun 2023 dan 2022 mencapai 230 tempat usaha.

“Rasio penutupan terhadap pembukaan pada tahun 2025 dan 2024 lebih tinggi dibandingkan sebelum dan selama pandemi, yang menunjukkan sector ini menyusut,” dikutip dari Reuters, Kamis (19/6).

Salah satu pendiri Wine RVLT, Alvin Goh ketika diwawancai oleh Reuters menyebut bahwa usahanya telah merugi sejak Juni 2023. Sewa tempat, gaji pun menggunakan dana mereka.