Dirangkum Bloomberg Technoz dari berbagai sumber, Selasa (17/6/2025), berikut sederet petinggi militer Iran yang meninggal dunia akibat serangan Israel:
Hossein Salami
Panglima Tertinggi IRGC Iran, Jenderal Hossein Salami diketahui terbunuh akibat serangan udara Israel yang dilancarkan Jumat (13/6/2025) dini hari waktu setempat.
Kabar kematian Salami telah dikonfirmasi oleh sejumlah media pemerintah Iran, sebagaimana dikutip dari CNN, menyusul ledakan hebat di markas IRGC yang memicu kebakaran dan memperparah situasi keamanan di Teheran.
Salami lahir pada tahun 1960 di Golpayegan, Provinsi Isfahan, Iran. Dia mengeyam pendidikan tinggi di Universitas Sains dan Teknologi Iran, lalu melanjutkan studinya di Sekolah Staf Umum dan Komando Angkatan Darat Iran.
Ia dikenal sangat anti-Barat, terutama Amerika Serikat (AS) dan Inggris. Ia kerap menuding kedua negara tersebut sebagai dalang di balik berbagai aksi kekerasan di Iran. Di tahun 2010, ia secara terbuka menuduh AS dan Inggris terlibat dalam pengeboman bunuh diri di sebuah masjid di Zahedan.
Sebagai pemimpin IRGC, Salami melapor langsung kepada Ayatollah Ali Khamenei, yang membuatnya menjadi salah satu sosok paling berkuasa dan berpengaruh di Republik Islam itu.
Mohammad Bagheri
Kepala Staf Angkatan Bersenjata (AFGS) Iran, Mayor Jenderal Mohammad Bagheri merupakan tokoh senior kedua yang tewas akibat serangan Israel pada Jumat setelah Jenderal Hossein Salami.
Bagheri ditunjuk untuk memimpin Staf Angkatan Bersenjata, badan militer tertinggi Iran, sejak 2016 oleh Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei.
Bagheri merupakan veteran intelijen militer sekaligus ahli strategi IRGC. Pada usia 56 tahun, dia menjadi Mayor Jenderal Iran termuda, serta juga memegang gelar doktor dalam geografi politik dan mengajar di Universitas Pertahanan Nasional Tertinggi Iran.
MenyitirWashington Institute, Bagheri berpartisipasi dalam penyitaan Kedutaan AS pada tahun 1979 saat dia masih mahasiswa. Namun, tak lama kemudian dia mengubah arah dan bergabung dengan IRGC. Di sana, dia berpartisipasi dalam kampanye melawan pemberontak Kurdi dan Irak.
Gholam Ali Rashid
Komandan Markas Besar Khatam Al Anbiya dan anggota IRGC Mayor Jenderal Gholam Ali Rashid dikonfirmasi meninggal dunia akibat agresi Israel pada Jumat di Teheran.
Dilansir dari media Iran, Press TV, Gholam Ali Rashid tewas bersama Hossein Salami, Mohammad Bagheri, dan tiga ilmuwan nuklir veteran.
Gholam Ali lahir pada tahun 1953 di Kota Dezful, Iran barat. Ia mulai menjadi aktivis sosial dan politik dengan melawan rezim Mohammad Reza Pahlavi, raja terakhir Iran, yang didukung Barat selama masa remajanya.
Ia pertama kali ditangkap pada 1971 oleh polisi rahasia Pahlavi, SAVAK, di kampung halamannya, Dezful. Dia lalu dipindahkan ke Ahvaz, di mana dia dipenjara selama setahun. Setelah Revolusi Islam dan pembentukan IRGC, Gholam Ali memulai karir militernya sebagai Deputi Intelijen dan Operasi IRGC di Dezful.
Pada 1984 selama Operasi Kheibar, Markas Besar Khatam Al Anbiya dibentuk sebagai komando tertinggi gabungan antara IRGC dan Angkatan Darat. Selama periode kritis ini, ia berperan penting dalam perencanaan dan koordinasi operasional.
Selama memimpin Mabes Khatam Al Anbiya dari 2016 hingga 2025, ia bertanggung jawab atas desain, koordinasi, dan pengawasan operasi bersama antara IRGC dan Angkatan Darat. Dia meraih gelar master bidang geografi politik dari Universitas Teheran dan Ph.D. di bidang yang sama dari Universitas Tarbiat Modares.
Gholam Ali juga menjabat sebagai profesor asosiasi dan anggota fakultas di Universitas Pertahanan Nasional Tertinggi (SNDU) dan Universitas Imam Hossein di Teheran.
Mohammad Kazemi
Kepala Organisasi Intelijen IRGC Brigadir Jenderal Mohammad Kazemi tewas dalam serangan Israel pada Minggu (15/6/2025).
Dilansir dari The New Arab, Selasa (17/6/2025), kematian Kazemi diungkap oleh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, yang kemudian dikonfirmasi oleh kantor berita semi-resmi Iran, Tasnim.
Kazemi lahir pada tahun 1961 di Semnan, sebelah Timur Teheran. Ia menjadi anggota aktif Komite Revolusioner yang dibentuk oleh Ruhollah Khomeini. Dia dianggap sebagai salah seorang tokoh keamanan paling terkemuka di Iran, setelah memimpin Dinas Intelijen IRGC selama bertahun-tahun.
Kazemi dijatuhi sanksi oleh Inggris pada Oktober 2024 atas aktivitas musuh atas nama pemerintah Iran terhadap Israel dan dugaan mengancam, merencanakan, melakukan serangan terhadap warga negara Israel.
Sanksi itu dikeluarkan menyusul serangan Iran terhadap Israel selama periode itu, pada saat itu dianggap sebagai serangan terbesar Teheran terhadap Israel di tengah agresi negara zionis di Gaza.
Ali Shadmani
Komandan Markas Besar Khatam Al Anbiya, Ali Shadmani disebut tewas hanya beberapa hari setelah ia diangkat menggantikan Gholam Ali Rashid yang terbunuh dalam serangan awal, Jumat (13/6/2025).
Kabar kematian Shadmani diumumkan oleh Israel akibat serangan terbarunya pada hari ini, Selasa (17/6/2025).
"Setelah menerima intelijen akurat dari Pasukan Pertahanan Israel (IDF) dan peluang tiba-tiba semalam [Selasa], IAF [Angkatan Udara Israel] menyerang pusat komando yang dikelola staf di jantung Teheran dan menewaskan Ali Shadmani," kata IDF dalam pernyataannya, dilansir CNN, Selasa (17/6/2025).
Iran belum mengomentari klaim Israel tentang kematian Shadmani ini.
Shadmani mulai menjabat pada Jumat setelah serangan awal Israel terhadap Iran menewaskan beberapa komandan tinggi, termasuk pendahulunya, Jenderal Gholam Ali Rashid.
Pernyataan IDF mengatakan bahwa "dalam berbagai perannya, [Shadmani] secara langsung memengaruhi rencana operasi militer Iran yang menargetkan Israel."
(ros)































