“Saya tidak akan membahas detailnya, tapi kami telah menargetkan ilmuwan nuklir teratas mereka,” ujar Netanyahu. “Itu pada dasarnya adalah ‘tim nuklir Hitler’.”
Netanyahu juga menegaskan bahwa AS berkepentingan untuk mendukung Israel dalam upayanya menghentikan program nuklir Iran.
“Hari ini Tel Aviv, besok bisa jadi New York. Saya mengerti konsep 'America First', tapi saya tidak mengerti ‘America Dead’. Itulah yang mereka inginkan. Mereka meneriakkan ‘Maut bagi Amerika’,” katanya. “Jadi yang kami lakukan ini sebenarnya untuk melayani umat manusia. Ini adalah pertarungan antara kebaikan dan kejahatan. Amerika memang—dan seharusnya—berpihak pada kebaikan. Itulah yang sedang dilakukan Presiden Trump, dan saya sangat menghargai dukungannya.”
Sementara itu, para pejabat Israel mengklaim bahwa pasukan mereka telah menguasai sebagian besar wilayah udara Iran dan menghancurkan sejumlah fasilitas penting yang terkait dengan program misil dan nuklir sejak serangan besar-besaran dilancarkan pada Jumat lalu. Israel juga memperingatkan salah satu distrik di Teheran untuk segera mengungsi menjelang hari keempat serangan udara.
Jumlah korban tewas di Iran mencapai 224 hingga Senin (16/6/2025) pagi, menurut kepala Pusat Informasi dan Hubungan Masyarakat Kementerian Kesehatan. Di Israel, 24 orang tewas dan 592 orang terluka, menurut rilis dari kantor Perdana Menteri.
(del)






























