Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta - Menteri Kebudayaan, Fadli Zon memberikan klarifikasi soal pernyataanya yang membantah bahwa peristiwa pemerkosaan massal tahun 1998 tidak ada bukti.

Dia menegaskan bukan dalam rangka menyangkal keberadaan kekerasan seksual, melainkan menekankan bahwa sejarah perlu bersandar pada fakta-fakta hukum dan bukti yang telah diuji secara akademik dan legal.

“Penting untuk senantiasa berpegang pada bukti yang teruji secara hukum dan akademik, sebagaimana lazim dalam praktik historiografi. Apalagi menyangkut angka dan istilah yang masih problematik,”kata Fadli dalam keterangan tertulis yang diterima, Senin (16/6).

Fadli menambahkan bahwa istilah massal Istilah ‘massal’ menurutnya juga telah menjadi pokok perdebatan di kalangan akademik dan masyarakat selama lebih dari dua dekade, sehingga sensitivitas seputar terminologi tersebut harus dikelola dengan bijak dan empatik. 

Demikian pula, kata Fadli, laporan TGPF ketika itu hanya menyebut angka tanpa data pendukung yang solid baik nama, waktu, peristiwa, tempat kejadian atau pelaku. 

Di sinilah perlu kehati-hatian dan ketelitian karena menyangkut kebenaran dan nama baik bangsa. Jangan sampai kita mempermalukan nama bangsa sendiri.

“Berbagai tindak kejahatan terjadi di tengah kerusuhan 13-14 Mei 1998, termasuk kekerasan seksual. Namun terkait ‘perkosaan massal’ perlu kehati hatian karena data peristiwa itu tak pernah konklusif,”.

Tentunya Fadli dengan tegas mengancam bentuk kekerasan seksual pada perempuan yang telah terjadi di masa lalu atau pun saat ini masih terjadi.

“Saya tentu mengutuk dan mengecam keras berbagai bentuk perundungan dan kekerasan seksual pada perempuan yang terjadi pada masa lalu dan bahkan masih terjadi hingga kini. Apa yang saya sampaikan tidak menegasikan berbagai kerugian atau pun menihilkan penderitaan korban yang terjadi dalam konteks huru hara 13-14 Mei 1998.” ungkap Fadli Zon.

Awal Mula Pernyataan Fadli

Fadli Zon mengklaim peristiwa pemerkosaan massal tahun 1998 tak ada bukti konkret. Hal ini hanya berdasarkan rumor yang beredar.

"Ada pemerkosaan massal, betul enggak ada pemerkosaan massal? Pemerkosaan massal kata siapa itu? Enggak pernah ada proof-nya. Itu adalah cerita. Kalau ada tunjukkan, ada enggak di dalam buku sejarah itu? Enggak ada," kata Fadli Zon, dalam podcast di channel YouTube IDN Times, dikutip Senin (16/6).

"Saya sendiri pernah membantah itu dan mereka tidak bisa buktikan. Maksud saya adalah sejarah yang kita buat ini adalah sejarah yang kita buat ini adalah sejarah yang bisa mempersatukan bangsa kita," ungkap Fadli Zon.

(smd/spt)

No more pages