Sementara indeks saham Indonesia, IHSG, tergerus 0,64%, bersama saham Malaysia dan Thailand serta Singapura yang juga terperosok di zona merah.
Kerontokan harga saham di Asia menjalar ke Eropa siang jelang sore ini. Pada pembukaan pasar Eropa Jumat pagi waktu setempat, Euro Stoxx melemah 1,21%, indeks FTSE 100 Inggris juga melemah 0,43%, bersama indeks saham Prancis CAC 40 melemah 1,14%, begitu juga DAX Jerman yang tergerus hingga 1,37% pada awal transaksi.
Di Amerika, indeks saham berjangka S&P 500 juga sudah ambles 1,5% siang ini. Sedangkan indeks Dow Jones futures juga terperosok hingga 1,4%, mengisyaratkan gerak saham Wall Street nanti malam akan merah merona.
Valuta Asia terpuruk
Sentimen risk-off yang menguat memantik arus keluar modal global dari aset-aset berisiko. Bukan hanya saham yang ditinggalkan, valuta emerging market juga terseret pelemahan.
Hampir semua mata uang Asia sampai siang ini, kecuali baht dan dolar Taiwan serta dolar Hong Kong, terpuruk melemah.
Won paling parah dengan pelemahan 0,92% pada penutupan pasar, disusul rupee yang sejauh ini melemah 0,57%, ringit juga terpuruk bersama peso.
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS juga ambles lagi ke zona Rp16.301/US$ siang ini, seiring dengan aksi jual investor di saham dan surat utang domestik.
Indeks dolar AS siang ini melanjutkan penguatan ke level 98,26 setelah kemarin sempat menyentuh level terlemah sejak 2022 pasca data inflasi AS dilaporkan lebih rendah ketimbang prediksi.
Dolar AS kembali menjadi safe haven bersama emas yang juga melanjutkan penguatan di kisaran US$ 3.418 per troy ounce.
Kebangkitan dolar menyeret kejatuhan mata uang uang yang jadi lawannya, tak terkecuali mata uang negara-negara maju.
Di kelompok valuta G-10 dan mata uang utama, euro terpukul, krona Norwegia juga melemah, bersama yen, dolar Kanada dan franc Swiss. Poundsterling juga melemah, disusul dolar Australia.
Pecah perang pada 13 Juni ini telah memantik lonjakan harga energi dunia. Harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) naik 8% ke level US$ 73,26 per barel. Minyak jenis Brent juga naik 7% kini di level US$ 74,27 per barel.
Dunia mengutuk serangan
Ketegangan antara Iran dan Israel mencapai puncaknya hari ini setelah Iran meluncurkan lebih dari 100 drone ke wilayah Israel, pasca serangan Israel pada Jumat shubuh.
Serangan Iran itu langsung dibalas Israel dengan operasi militer besar-besaran, melibatkan ratusan jet tempur dan ratusan serangan udara ke berbagai sasaran di Iran.
“Seluruh sistem pertahanan udara telah diaktifkan untuk mencegat ancaman tersebut,” kata juru bicara militer Israel (IDF), Effie Defrin, dalam pernyataan resminya seperti dilaporkan CNN.
“Ini adalah situasi yang berbeda dari yang pernah kami alami sebelumnya, dan kami bersiap menghadapi beberapa jam yang sulit,” tambahnya.
Pemimpin Tertinggi Iran Ali Khamanei memperingatkan Israel bahwa tindakan serangan itu akan membawa Israel menghadapi nasib yang pahit dan menyakitkan.
"Dengan kehendak Tuhan, tangan kuat Angkatan Bersenjata Republik Islam Iran tidak akan membiarkannya luput dari hukuman," kata Khamanei dilansir dari Aljazeera.
Panglima Tertinggi Pasukan Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran, Mayor Jenderal Hossein Salami dilaporkan meninggal dunia akibat serangan udara Israel. Begitu juga Kepala Staf Militer Iran Mohammad Bagheri, dilaporkan terbunuh oleh serangan Israel pada Jumat dini hari itu.
Dua ilmuwan nuklir terkemuka Iran yaitu Fereydoon Abbasi dan Mohammad Tehranchi juga gugur dalam serangan Israel yang menargetkan fasilitas nuklir Iran tersebut.
Dunia mengutuk serangan Israel pada Iran yang dikhawatirkan akan memicu konflik berdarah dalam skala lebih luas.
Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres dalam sebuah pernyataan menyerukan pihak-pihak berseteru untuk menahan diri, 'maximal restraint', menghindari konflik lebih buruk.
"Sekretaris Jenderal mengutuk setiap eskalasi militer di Timur Tengah," kata Wakil Juru Bicara Farhan Haq.
Oman, negeri Timur Tengah yang menengahi pembicaraan nuklir Iran dengn AS, menyebut tindakan Israel sebagai "eskalasi berbahaya yang sembrono yang merupakan pelanggaran mencolok terhadap piagam PBB," seperti dilansir Aljazeera.
"Perilaku agresif dan terus menerus seperti itu tidak dapat diterima dan semakin mengganggu perdamaian dan keamanan kawasan," kata Oman.
~ update pada pembukaan bursa saham Eropa.
(rui)





























