Untuk komoditas lain, ANTM telah mengantongi izin rencana kerja dan anggaran biaya (RKAB) untuk bijih nikel sebanyak 16,9 juta wet metric ton (wmt) dan bauksit sebesar 3,5 juta wmt. Volume tersebut menjadi dasar proyeksi produksi ANTM sepanjang tahun ini.
Adapun Arianto mengklaim rekor penjualan emas dapat dicapai karena tren permintaan pasar yang tinggi. Tren tersebut juga masih positif sepanjang kuartal I/2025.
"Sebagaimana kami sudah publikasikan kinerja kuartal pertama, dari sisi volume produksi kami berkontrak untuk menghabiskan kuota tersebut di tahun ini," jelasnya.
Sebagai gambaran, pada kuartal I/2025, volume penjualan emas Antam mencapai 13.739 kg atau 441.719 troy ons, naik 93% dibandingkan 7.112 kg atau 228.656 troy ons pada periode yang sama tahun lalu. Sementara itu, produksi emas tercatat 230 kg atau 7.395 troy ons, meningkat 39% secara tahunan dari 166 kg atau 5.337 troy ons pada tahun lalu.
Kinerja penjualan ANTM mendorong lonjakan pendapatan bersih menjadi Rp26,15 triliun, tumbuh 203% YoY dari Rp8,62 triliun pada kuartal I/2025. Sebanyak Rp21,61 triliun atau 83% berasal dari penjualan emas, naik 182% dari Rp7,67 triliun pada kuartal I/2024.
(dhf)































