Bloomberg Technoz, Jakarta - Badan Pusat Statistik Kabupaten Raja Empat mencatat jumlah wisatawan yang berkunjungan ke sana pada tahun 2024 mencapai 33.277 orang.
Hal ini terus menunjukkan pertumbuhan dalam kurun lima tahun tahun terakhir.
Mayoritas wisatawan yang berkunjung ke Raja Ampat rupanya rata-rata dari luar negeri. Data menunjukkan pada tahun 2024 wisatawan mancanegara mencapai 24.934 orang.
Sementara untuk jumlah wisatawan domestik atau wisatawan nusantara sebanyak 8.343 orang.
Bila dibandingkan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara pada 2023 ke 2024 hasilnya hampir dua kali lipat. Di tahun 2023, jumlah kunjungan wisatawan hanya sebesar 19.849 orang.
Rincian kunjungan wisatawan mancanegara sebanyak 16.153 orang dan turis domestic sebanyak 3.696 orang.
Kemudian pada tahun 2022 jumlah wisatawan yang berkunjung ke Raja Ampat mencapai 5.725 orang dengan rincian jumlah wisatawan mancanegara 4.973 orang dan wisatawan nusantara 752 orang.
Sebelum masa Covid-19, di tahun 2019 jumlah kunjungan wisatawan ke Raja Ampat tertinggi yakni mencapai 46.375 orang.
Rinciannya, kunjungan turis ada 24.090 orang, lalu jumlah kunjungan wisatawan nusantara 22.285 orang.
Namun, pada saat pandemi Covid-19 sempat suram, pasalnya jumlah kunjungan wisatawan ada 4.214 orang.
Rinciannya, 2.631 orang dan wisatawan nusantara 1.583 orang.
Langkah Strategis Kemenpar soal Upaya Jaga Raja Ampat
Kementerian Pariwisata mengambil sejumlah langkah strategis untuk memastikan Kawasan Raja Ampat tetap terlindungi sebagai upaya menangani isu nasional #saverajaampat.
Pentingnya keseimbangan antara ekonomi dan ekologi pun menjadi hal yang ditekankan dalam pembangunan, khususnya pariwisata.
“Kita ingin pembangunan apapun, termasuk kepariwisataan, harus menjaga keseimbangan antara ekologi, teritori sosial, dan skala ekonomi,” ujar Menteri Pariwisata Widiyanti dalam keterangan tertulis.
Untuk menjaga kelestarian kawasan Raja Ampat, Kementerian Pariwisata telah melakukan sejumlah langkah konkret diantaranya;
1. Kunjungan dan Dialog DPR Bersama Masyarakat
Kementerian Pariwisata bersama Anggota DPR-RI melakukan kunjungan langsung ke Raja Ampat, Papua Barat, pada 28 Mei hingga 1 Juni 2025. Kunjungan ini dilakukan guna menyerap aspirasi masyarakat, terutama masyarakat adat.
Dalam kunjungan tersebut, masyarakat menyampaikan penolakan terhadap rencana pemberian izin pertambangan baru. Mereka menegaskan bahwa ekosistem dan identitas Raja Ampat yang harus dijaga sebagai kawasan wisata, bukan wilayah industri ekstraktif.
Sebagai hasil dari kunjungan tersebut, Komisi VII DPR berkomitmen membawa aspirasi mengenai pencemaran lingkungan akibat tambang nikel ke DPR RI. Selain itu, Komisi VII DPR juga meminta evaluasi izin tambang oleh pemerintah pusat sebagai upaya menjaga kelestarian ekosistem Raja Ampat.
2. Rapat Koordinasi dengan
Pemerintah Provinsi Papua Barat Daya
Menteri Pariwisata Widiyanti telah menerima kunjungan Gubernur Papua Barat Daya, Elisa Kambu, pada Rabu (4/6/2025). Dalam pertemuan tersebut, baik Kementerian Pariwisata dan Gubernur Papua Barat Daya berkomitmen untuk menjaga ekologi Raja Ampat.
Pemerintah daerah menegaskan agar kawasan Raja Ampat tetap diarahkan sebagai kawasan konservasi laut, geopark UNESCO, dan destinasi unggulan pariwisata Indonesia, tanpa dikompromikan dengan aktivitas pertambangan.
3. Koordinasi Strategis Lintas Sektor
Kementerian Pariwisata juga menggelar rapat koordinasi lintas sektor pada Kamis (5/6/2025), untuk menguatkan langkah perlindungan jangka panjang terhadap Raja Ampat. Salah satu inisiatif utama yang sedang dikaji, yaitu mendorong Raja Ampat berfokus pada quality tourism, dengan mengedepankan sustainable tourism serta investasi hijau, yang berpihak pada masyarakat dan lingkungan.
Pengembangan pariwisata di Raja Ampat memerlukan fondasi utama, berupa kelestarian lingkungan dan kesejahteraan masyarakat lokal. Dalam pembangunan kawasan Raja Ampat ke depan, seluruh arah kebijakan akan berpedoman pada prinsip keberlanjutan, keadilan sosial, dan ketahanan ekosistem.
(dec/spt)