Peningkatan produktivitas ini turut ditunjukkan melalui panen raya kuartal pertama pada Februari lalu. Dari lahan seluas 16.656 hektare, Polri berhasil memanen 118.975 ton jagung. Hasil ini turut menyumbang pada total produksi jagung nasional kuartal pertama 2025 yang mencapai 9,03 juta ton — lebih tinggi 48,47% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Khusus di Kalimantan Barat, panen raya dilakukan pada lahan seluas 2.054 hektare dengan estimasi hasil panen antara 10.102 hingga 20.136 ton. Di Kabupaten Bengkayang sendiri, hasil panen jagung meningkat dari sebelumnya hanya 2 ton per hektare menjadi 9,3 ton per hektare.
Polri juga aktif membangun infrastruktur pendukung, seperti gudang dan pabrik pengolahan jagung dengan kapasitas produksi hingga 300 ton per hari di Kalimantan Barat. Bersama Perum Bulog, Polri akan membangun 18 gudang penyimpanan di 12 provinsi dengan total kapasitas mencapai 18.000 ton. Fasilitas gudang penyimpanan tersebut akan mulai dikerjakan pada hari ini dan ditargetkan bisa seleai pada Agustus 2025 mendatang.
Di sisi hilir, kerja sama juga telah dijalin dengan PT Japfa dan PT Charoen Pokphand untuk menyerap hasil panen menjadi pakan ternak melalui jaringan 47 pabrik pakan [feed mills] di 17 provinsi. Menurutnya potensi penyerapan hasil panen tersebut akan terus meningkat menyusul kedua perusahaan tersebut tengah membangun 2 pabrik di Sulawesi Selatan dan Jawa Timur.
Kapolri menegaskan bahwa dukungan Polri dalam ketahanan pangan mencakup seluruh ekosistem. Dari pembukaan lahan, penyediaan alat pertanian, edukasi, jaminan pemasaran, hingga fasilitasi ekspor. Salah satu model kolaborasi ini tengah dikembangkan melalui koperasi produsen di Bengkayang yang berhasil menjalin kerja sama ekspor 20.000 ton jagung ke Malaysia.
Presiden Prabowo Subianto merespons dengan menekankan pentingnya membangun ekosistem pertanian yang kuat dan berkeadilan. Ia mengungkapkan rencana pemerintah untuk membentuk 80.000 koperasi desa di seluruh Indonesia yang akan bersinergi dengan koperasi-koperasi yang telah sukses.
“Ini juga akan lagi memperkuat dan akan sinergi lagi dengan koperasi-koperasi yang sudah sukses. Akan saling memperkuat, saling membuka jaringan baru, rantai produksi baru, rantai supply baru,” jelasnya pada kesempatan yang sama.
Upaya ini menurutnya sudah sejalan dengan tujuan pemerintahan untuk menstabilkan harga pangan, meningkatkan nilai tukar petani dan nelayan, serta menjamin akses masyarakat terhadap makanan bergizi. “Tujuan kita, harga pangan harus terjangkau dari rakyat. Nilai tukar petani dan nelayan harus naik. Rakyat kita semuanya harus makan dengan baik, makan dengan protein yang cukup,” ujar Presiden Prabowo.
(ell)
































