Logo Bloomberg Technoz

“Polanya kemungkinan akan berulang tahun ini. Emiten seperti Jasa Marga (JSMR) berpotensi menikmati lonjakan volume lalu lintas harian rata-rata (VLLR), meski tidak sebesar saat Idul Fitri,” kata dia.

Selain itu, sektor makanan dan minuman juga diprediksi mengalami peningkatan konsumsi seiring tradisi jamuan makan bersama dan meningkatnya konsumsi daging kurban.

Pada Juni 2024, sektor makanan, minuman, dan tembakau tercatat tumbuh 3,5% secara tahunan (YoY), bertepatan dengan momentum Idul Adha.

Namun demikian, Liza mengingatkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia yang melambat dari 5,02% menjadi 4,87%, turut menekan daya beli masyarakat.

“Kelas menengah, kontributor utama konsumsi domestik, mengalami penurunan hingga 20% akibat minimnya pekerjaan formal dan ketergantungan pada sektor upah rendah,” ungkapnya.

Kiwoom Sekuritas menilai ada beberapa emiten yang patut dicermati selama periode Idul Adha:

• JSMR (Jasa Marga)

Berpotensi terdongkrak oleh lonjakan lalu lintas jalan tol menjelang dan selama Idul Adha, khususnya untuk perjalanan pendek antarkota.

• SIDO (Sido Muncul)

Bisa memperoleh dampak tidak langsung dari meningkatnya konsumsi suplemen herbal seperti Tolak Angin dan Kuku Bima, usai masyarakat menyantap daging dalam jumlah besar.

• UNVR (Unilever Indonesia)

Produk-produk kebersihan seperti sabun dan pasta gigi mungkin mengalami peningkatan permintaan karena tradisi membersihkan diri sebelum dan sesudah penyembelihan hewan kurban, meskipun kontribusinya tidak signifikan.

• MAPI (Mitra Adiperkasa)

Potensi kenaikan moderat dalam penjualan ritel dan F&B, ditopang oleh aktivitas belanja pakaian baru, makan bersama keluarga, dan promo diskon bertema hari raya.

Meski beberapa sektor menunjukkan potensi pertumbuhan, Liza memperkirakan pengaruh Idul Adha terhadap kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) secara keseluruhan tidak akan signifikan.

“Efeknya lebih bersifat sektoral dan sementara. Terlebih, dengan tantangan ekonomi domestik, tidak ada indikasi bahwa momentum Idul Adha akan mendorong lonjakan signifikan pada IHSG seperti halnya Idul Fitri,” tuturnya.

Sebagai catatan, momen Idul Fitri kerap mendorong konsumsi hingga 30–50%. Sebaliknya, efek Idul Adha lebih terbatas, meski tetap memberi ruang pertumbuhan pada sektor transportasi, makanan-minuman, dan pertanian.

(dhf)

No more pages