Logo Bloomberg Technoz

Teknologi ini bekerja, salah satunya dengan menurunkan tegangan antar muka antara minyak dan air serta meningkatkan mobilitas minyak, sehingga memungkinkan lebih banyak minyak mengalir ke sumur produksi.

Metode ini terbukti efektif, khususnya di lapangan yang masih tersisa minyak namun sulit untuk diproduksikan.

Hal senada disampaikan Reza Rinaldi Zein, VP Development and Drilling Regional 3, yang menyatakan bahwa kerja sama ini mencerminkan semangat bersama dalam mengembangkan Lapangan Tanjung secara berkelanjutan.

Sementara itu Sr Executive Vice President Sinopec, Zhao Xuan, menyampaikan optimismenya terhadap masa depan kemitraan ini.

“Penandatanganan JSA ini merupakan milestone penting. Kami sangat menghargai keterbukaan Pertamina dalam mengeksplorasi pendekatan dan model bisnis baru demi keberhasilan proyek ini,” ujarnya.

Penandatanganan dilakukan oleh VP Development and Drilling Regional 3, Reza Rinaldi Zein, dan Sr Executive Vice President Sinopec, Zhao Xuan, dan disaksikan langsung oleh Direktur Perencanaan Strategis dan Pengembangan Bisnis PHE, Rachmat Hidajat.

Acara ini juga dihadiri oleh VP Upstream Business Development Toriq Abdat, Pjs VP Subsurface Development & Resource Evalution PHE Giyatno, serta Country Manager Sinopec Qin Shenggao.

Kemitraan strategis antara PHE dan Sinopec ini merupakan hasil dari rangkaian panjang kerja sama yang telah terjalin sejak pertengahan 2023.

Dimulai dari penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU), kedua perusahaan kemudian menyepakati perjanjian kerahasiaan (Confidentiality Agreement), dilanjutkan dengan berbagai kunjungan lapangan, termasuk ke Lapangan Tanjung pada awal 2025.

Evaluasi teknis dan pertukaran data subsurface pun menjadi bagian dari proses yang matang hingga akhirnya mengarah pada penandatanganan JSA di bulan Mei ini.

Seluruh rangkaian ini mencerminkan komitmen kedua pihak dalam membangun kolaborasi jangka panjang yang terencana dan terukur.

Selanjutnya, studi teknis CEOR akan dilaksanakan sepanjang tahun 2025, meliputi kajian laboratorium, pemodelan reservoir, serta penyusunan rencana implementasi teknologi.

Bila hasil studi menunjukkan kelayakan, uji coba lapangan (field application) ditargetkan akan dilaksanakan pada 2026, sebagai tahap awal menuju pengembangan penuh.

Inisiatif ini sejalan dengan strategi PHE dalam mendukung target nasional untuk mencapai produksi 1 juta barel minyak per hari (BOPD) dan 12 miliar kaki kubik gas per hari (BSCFD) pada 2030.

Melalui penerapan teknologi CEOR di lapangan-lapangan mature seperti Tanjung, diharapkan terjadi peningkatan recovery factor yang signifikan serta optimalisasi cadangan yang selama ini belum dapat diproduksikan dengan metode konvensional.

(naw)

No more pages