Bloomberg Technoz, Jakarta - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia bakal menyelidiki laporan yang menyebutkan terdapat tanker Indonesia yang membawa minyak mentah (crude) dari Rusia akhir bulan lalu.
Bahlil mengatakan dirinya belum mendapat laporan terkait dengan impor minyak mentah asal Rusia tersebut. Dia beralasan kementeriannya hanya mengeluarkan izin impor minyak tanpa mengetahui asal negara tujuan impor.
“Asal negaranya, nanti saya cek ya, asal negaranya dari mana saja, nanti saya cek dulu,” kata Bahlil ditemui di sela kegiatan Energi Mineral Forum di Jakarta, Senin (26/5/2025).
Sebelumnya, S&P Global melaporkan terdapat operator tanker berbeda Indonesia yang membawa minyak mentah (crude) dari Rusia sebanyak 2 juta barel per 25 April 2025.
Akan tetapi, data terakhir S&P Global Oil Tracker yang dilansir pada Mei tersebut tidak menunjukkan Indonesia termasuk dalam daftar negara tujuan aliran minyak mentah Rusia.
Dalam laporan tersebut, tanker berdasarkan asal negara yang mengangkut minyak paling banyak dari Rusia yakni Seychelle. Tanker negara di Afrika bagian Timur itu membawa minyak sebanyak 21 juta barel.

Kemudian disusul Yunani 17 juta barel, Uni Emirat Arab 16 juta barel, Kepulauan Marshall 8 juta barrel, Russia 6 juta barel, Turki 4 juta barel, dan India 2 juta barel.
Tak hanya itu, negara yang terletak di persimpangan Eropa dan Asia Barat yakni Azerbaijan juga mengangkut minyak Rusia sebanyak 2 juta barel, Liberia 1 juta barel, Mauritius 1 juta barel, serta Vietnam 1 juta barel.
“Kementerian ESDM kan hanya mengeluarkan izin impor,” kata Bahlil.
Sementara itu, berdasarkan daftar negara tujuan ekspor minyak mentah Rusia melalui jalur laut berdasarkan tujuan, Indonesia tidak termasuk di dalamnya. India menjadi negara tujuan ekspor crude terbanyak dari Rusia atau sebanyak 1,64 juta barel per hari (bph).

Kemudian diikuti oleh China sebanyak 1,11 juta bph, Turki 0,27 juta bph, Mesir 0,12 juta bph, Belanda 0,06 juta bph, Korea Selatan 0,04 juta bph, dan Italia 0,03 juta bph.
Dalam perkembangan terbaru, Direktur Utama PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Taufik Aditiyawarman mengungkapkan Indonesia sudah mulai mengeksekusi impor minyak mentah dari Rusia, setelah lama menjadi wacana pemerintah.
Taufik mengonfirmasi kebijakan impor minyak mentah dari Rusia “masih dibuka” pemerintah, dan akan dilakukan sesuai dengan prosedur dan persyaratan yang berlaku.
PT KPI sudah terlebih dahulu mendata kebutuhan minyak mentah untuk kilang-kilang perseroan dan pengadaannya dilakukan melalui lelang terbuka, termasuk untuk minyak mentah dari Rusia.
Taufik mengungkapkan proses tender pengadaan minyak mentah untuk KPI pun telah dibuka sejak Mei tahun lalu, dan beberapa minyak asal Rusia telah masuk. Meski demikian, dia tidak mendetailkan volumenya.
“Termasuk crude Rusia. Ada beberapa crude Rusia yang masuk. Kita juga akan sesuai dengan peraturan OPEC-nya. [...] Tetap harus mengikuti aturan itu,” ujarnya saat ditemui di agenda IPA Convex di ICE BSD, Rabu (21/5/2025).
Dia pun memastikan spesifikasi minyak Rusia yang akan diimpor perseroan akan sesuai dengan kilang-kilang di dalam negeri.
Adapun, mekanisme impor minyak Rusia akan dilakukan untuk serapan langsung ke kilang, bukan tangki penyimpanan atau storage.
“Langsung ke refinery lah. Anda punya crude Rusia yang sesuai dengan kita, terus terdaftar di kilang, silakan ikut tender. Akan tetapi, tetap tendernya berdasarkan kriteria tender yang disepakati,” tegas Taufik.
Harga minyak Urals—acuan Rusia — turun US$10,09/barel atau 14,73% sejak awal 2025, menurut perdagangan berdasarkan kontrak untuk selisih (CFD) yang melacak pasar acuan untuk komoditas ini, dikutip dari Trading Economics. Secara historis, harga minyak Urals mencapai titik tertinggi sepanjang masa di US$117,65 pada Februari 2013.
Minyak Rusia dijual dengan harga diskon setelah Kremlin mendapatkan sanksi berupa price cap di level US$60/barel dari G-7, menyusul invasinya ke Ukraina pada Februari 2022.
Ekspor minyak mentah melalui jalur laut berdasarkan kewarganegaraan tanker pengangkut*:
- Seychelles : 21 juta barel
- Yunani : 17 juta barel
- Uni Emirat Arab : 16 juta barel
- China daratan : 12 juta barel
- Hong Kong, China : 12 juta barel
- Kepulauan Marshall : 8 juta barrel
- Russia : 6 juta barel
- Turki : 4 juta barel
- India : 2 juta barel
- Indonesia : 2 juta barel
- Azerbaijan : 2 juta barel
- Liberia : 1 juta barel
- Mauritius : 1 juta barel
- Vietnam 1 juta barel
Ekspor minyak mentah melalui jalur laut berdasarkan negara tujuan*:
- India : 1,64 juta bph
- China : 1,11 juta bph
- Turki : 0,27 juta bph
- Mesir : 0,12 juta bph
- Belanda: 0,06 juta bph
- Korea Selatan : 0,04 juta bph
- Italia : 0,03 juta bph
*) Ket: Pantauan terakhir per 25 April 2025 oleh S&P Global Oil Tracker, dilansir 8 Mei 2025.
(mfd/naw)