Sementara itu, berdasarkan daftar negara tujuan ekspor minyak mentah Rusia melalui jalur laut berdasarkan tujuan, Indonesia tidak termasuk di dalamnya. India menjadi negara tujuan ekspor crude terbanyak dari Rusia atau sebanyak 1,64 juta barel per hari (bph).
Kemudian diikuti oleh China sebanyak 1,11 juta bph, Turki 0,27 juta bph, Mesir 0,12 juta bph, Belanda 0,06 juta bph, Korea Selatan 0,04 juta bph, dan Italia 0,03 juta bph.
Dalam perkembangan terbaru, Direktur Utama PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Taufik Aditiyawarman mengungkapkan Indonesia sudah mulai mengeksekusi impor minyak mentah dari Rusia, setelah lama menjadi wacana pemerintah.
Taufik mengonfirmasi kebijakan impor minyak mentah dari Rusia “masih dibuka” pemerintah, dan akan dilakukan sesuai dengan prosedur dan persyaratan yang berlaku.
PT KPI sudah terlebih dahulu mendata kebutuhan minyak mentah untuk kilang-kilang perseroan dan pengadaannya dilakukan melalui lelang terbuka, termasuk untuk minyak mentah dari Rusia.
Taufik mengungkapkan proses tender pengadaan minyak mentah untuk KPI pun telah dibuka sejak Mei tahun lalu, dan beberapa minyak asal Rusia telah masuk. Meski demikian, dia tidak mendetailkan volumenya.
“Termasuk crude Rusia. Ada beberapa crude Rusia yang masuk. Kita juga akan sesuai dengan peraturan OPEC-nya. [...] Tetap harus mengikuti aturan itu,” ujarnya saat ditemui di agenda IPA Convex di ICE BSD, Rabu (21/5/2025).
Dia pun memastikan spesifikasi minyak Rusia yang akan diimpor perseroan akan sesuai dengan kilang-kilang di dalam negeri.
Adapun, mekanisme impor minyak Rusia akan dilakukan untuk serapan langsung ke kilang, bukan tangki penyimpanan atau storage.
“Langsung ke refinery lah. Anda punya crude Rusia yang sesuai dengan kita, terus terdaftar di kilang, silakan ikut tender. Akan tetapi, tetap tendernya berdasarkan kriteria tender yang disepakati,” tegas Taufik.
Harga minyak Urals—acuan Rusia — turun US$10,09/barel atau 14,73% sejak awal 2025, menurut perdagangan berdasarkan kontrak untuk selisih (CFD) yang melacak pasar acuan untuk komoditas ini, dikutip dari Trading Economics. Secara historis, harga minyak Urals mencapai titik tertinggi sepanjang masa di US$117,65 pada Februari 2013.
Minyak Rusia dijual dengan harga diskon setelah Kremlin mendapatkan sanksi berupa price cap di level US$60/barel dari G-7, menyusul invasinya ke Ukraina pada Februari 2022.
Sekadar catatan, pendapatan ekspor minyak Rusia pada April 2025 anjlok ke level terendah dalam hampir dua tahun karena harga minyak mentah global menurun di tengah permintaan yang lesu, menurut International Energy Agency (IEA).
Negara itu memperoleh IUS$13,2 miliar dari ekspor minyak mentah dan produk minyak bumi bulan lalu, terendah sejak Juni 2023, kata badan yang berpusat di Paris itu dalam laporan pasar bulanannya pada Kamis (15/5/2025).
Penurunan itu terjadi karena harga rata-rata tertimbang untuk minyak mentah Rusia merosot lebih jauh pada April, mencapai US$55,6 per barel, jauh di bawah batas harga yang diberlakukan oleh negara-negara G-7 internasional, IEA memperkirakan.
"Harga minyak Rusia mengikuti tren internasional," kata badan itu dalam laporan itu. "Peningkatan ketidakpastian perdagangan diperkirakan akan membebani ekonomi dunia dan, sebagai akibatnya, permintaan minyak."
Ekspor minyak mentah melalui jalur laut berdasarkan kewarganegaraan tanker pengangkut*:
- Seychelles : 21 juta barel
- Yunani : 17 juta barel
- Uni Emirat Arab : 16 juta barel
- China daratan : 12 juta barel
- Hong Kong, China : 12 juta barel
- Kepulauan Marshall : 8 juta barrel
- Russia : 6 juta barel
- Turki : 4 juta barel
- India : 2 juta barel
- Indonesia : 2 juta barel
- Azerbaijan : 2 juta barel
- Liberia : 1 juta barel
- Mauritius : 1 juta barel
- Vietnam 1 juta barel
Ekspor minyak mentah melalui jalur laut berdasarkan negara tujuan*:
- India : 1,64 juta bph
- China : 1,11 juta bph
- Turki : 0,27 juta bph
- Mesir : 0,12 juta bph
- Belanda: 0,06 juta bph
- Korea Selatan : 0,04 juta bph
- Italia : 0,03 juta bph
*) Ket: Pantauan terakhir per 25 April 2025 oleh S&P Global Oil Tracker, dilansir 8 Mei 2025.
-- Dengan asistensi Mis Fransiska Dewi
(wdh)
































