Tidak cuma kepada Uni Eropa, Trump juga mengancam Apple dengan tarif baru. Trump menyatakan produk Apple akan dikenakan tarif bea masuk setidaknya 25% jika tidak memproduksi iPhone di Negeri Paman Sam.
Ancaman Trump tersebut membuat investor ketar-ketir. Aset-aset berisiko seperti saham pun mengalami aksi jual.
Dini hari tadi waktu Indonesia, indeks S&P 500 di bursa saham New York ditutup turun 0,67%. Sementara indeks Dow Jones Industrial Average dan Nasdaq Composite terpangkas masing-masing 0,61% dan 1%.
Bursa saham Eropa pun berjatuhan. FTSE 100 (Inggris), DAX 40 (Jerman), CAC 40 (Prancis), FTSE MIB (Italia), dan IBEX 35 (Spanyol) minus masing-masing 0,24%, 1,54%, 1,65%, 2,2%, dan 1,18%.
Pada saat seperti ini, investor memilih mencari aman di aset safe haven. Kebetulan, emas adalah salah satunya.
Analisis Teknikal
Setelah naik pada pekan ini, bagaimana prediksi harga emas untuk minggu depan? Berapa saja target yang perlu dicermati pelaku pasar?
Secara teknikal dengan perspektif mingguan (weekly time frame), emas nyaman di zona bullish. Terlihat dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 70. RSI di atas 5 menandakan suatu aset sedang di posisi bullish.
Namun, indikator Stochastic RSI berada di 35. Menghuni area jual (short) yang cukup kuat.
Sedangkan indikator Average True Range (ATR) 14 hari ada di 151. Menunjukkan bahwa volatilitas harga emas sedang tinggi.
Untuk minggu depan, investor perlu hati-hati karena ada risiko harga emas bisa turun. Target support terdekat adalah US$ 3.289/troy ons yang menjadi Moving Average (MA) 5. Jika tertembus, maka MA-10 di US$ 3.216/troy ons bisa menjadi target selanjutnya.
Adapun target resisten terdekat ada di US$ 3.418/troy ons. Penembusan di titik ini berpotensi mengerek harga emas ke arah US$ 3.517/troy ons.
(aji)






























