Logo Bloomberg Technoz

“Perjanjian lisensi mengizinkan penerima lisensi untuk menggunakan merek Shell sesuai dengan standar Shell di wilayah tersebut,” tulis manajemen Shell.

Adapun, Shell bersama dengan kongsi Citadel & Sefas menargetkan transaksi pengalihan bisnis ini rampung tahun depan. Sepanjang tahun ini, Shell berkomitmen untuk menjaga standar pelayanan bisnis SPBU kepada pelanggan.

“Hingga penyelesaian proses pengalihan kepemilikan ini yang diharapkan terjadi pada tahun depan,” tulis manajemen Shell.

Unit bisnis yang dilepas Shell di Indonesia itu mencakup jaringan SPBU yang tersebar di 200 lokasi, lebih dari 160 SPBU dimiliki langsung oleh perusahaan. Shell juga memiliki terminal BBM di Gresik, Jawa Timur.

Adapun, Sefas Group merupakan distributor pelumas Shell terbesar di Indonesia sampai saat ini. Berdasarkan laman resmi perusahaan, Sefas mendistribusikan pelumas Shell kepada lebih dari 6.000 pelanggan yang tersebar di 21 lokasi sejak berdiri pada 1997. 

Saat ini, Sefas memiliki portofolio pelanggan dari berbagai sektor industri mulai dari sektor pertambangan, konstruksi alat berat, pembangkit tenaga listrik, armada transportasi hingga manufaktur.

Sementara itu, Citadel Pacific merupakan perusahaan yang mapan dan terdiversifikasi dengan kegiatan operasional di seluruh Asia-Pasifik. Citadel memiliki lisensi merek Shell di Guam, Saipan, Republik Palau, Makau dan Hong Kong.

Selepas melepas unit bisnis SPBU, Shell bakal tetap menjalankan bisnis pelumas di Indonesia.

Shell  mengoperasikan pabrik pelumas dengan kapasitas mencapai 300 juta liter per tahun dan sedang membangun pabrik manufaktur gemuk di Marunda yang akan memiliki kapasitas 12 kiloton per tahun. 

Selepas pengumuman alih kelola bisnis SPBU itu, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menganggap keputusan Shell sebagai aksi korporasi yang biasa.

“Karena mereka bukan BUMN, maka kita harus menghargai hak setiap perusahaan swasta yang melakukan aksi korporasi,” kata Bahlil ditemui di Kementerian ESDM, Jumat (23/5/2025).

Bahlil menegaskan aksi korporasi tersebut tidak akan berpengaruh terhadap bisnis lini hilir migas di Indonesia.

“Dia kan menjual, bukan berarti menutup bisnisnya kan. Itu kan perpindahan kepemilikan perusahaan saja. Jadi apanya yang berpengaruh, dia kan tetap jalan terus,” ujar Bahlil. 

(naw)

No more pages