Logo Bloomberg Technoz

Karakter kedua adalah yang serakah. Model seperti ini biasanya membutuhkan uang dan sudah tahu bahwa penawaran investasi ini berisiko menipu atau tidak masuk akal. “Nah, ini yang lebih parah. Kalau kelompok pertama tadi bisa kita respon dengan informasi secara masif, tinggal mengubah perilaku mereka. Kalau kedua ini sangat sulit, karena di sana ada keserakahan,” ujar Tongam.

Dalam kasus di awal tahun ini, investasi dengan modus robot trading Net89. Mereka menjebak anggota dengan total kerugian Rp2 triliun, berdasarkan catatan Bareskrim Polri. Total korbannya mencapai 300 ribu orang.

“Kita lihat contohnya di robot trading, ini korbannya adalah orang-orang berpendidikan, yang punya uang, bahkan ada yang sampai menanamkan Rp2 miliar, yang tidak masuk akal sampai diberikan 15% per bulan [keuntungan investasi] dari perdagangan, kalau kita katakan komoditi,” tutur dia.

Petisi online anggota Accor Group Indonesia atas dugaan penipuan investasi bodong. ( dok tangkapan layar Charge.org)

Diketahui bulan lalu ramai anggota PT Accel Group Indonesia yang menjadi korban penipuan perusahaan. Accel Group memaki modus penawaran investasi kripto dan menahan uang investornya ratusan juta rupiah. Mus Tain, dalam laman petisi Change.org menjelaskan, Accel Group menawarkan platform investasi berbasis cryptocurrencies. 

Pihak Accel Group belum berkomentar atas kabar anggota mereka yang membuat petisi tersebut. Mus Tain sendiri hingga tulisan ini dipublikasikan, belum mau berkomentar lebih jauh.

(wep/dba)

No more pages