Bloomberg Technoz, Jakarta - Pada perdagangan saham kemarin, Rabu 21 Mei 2025, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di zona hijau dengan penguatan 47,85 poin dan terapresiasi 0,67% hingga melesat menuju posisi 7.142,46.
Bersamaan dengan tren bullish IHSG usai pemangkasan suku bunga acuan BI Rate menjadi 5,5%, investor asing gencar melangsungkan beli bersih (net buy) mencapai Rp992,61 miliar pada perdagangan saham di pasar reguler.
Sama halnya, di seluruh pasar investor asing juga mencatat net buy hingga Rp960,19 miliar.
Adapun investor asing mencatatkan net buy terbanyak pada saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) mencapai Rp479,72 miliar. Seiringan dengan dengan tren pembelian, saham BBCA berhasil menguat 2,38% hingga ada di posisi Rp9.700/saham.
Berikut 10 saham dengan angka net buy tertinggi yang paling jadi incaran oleh investor asing selama perdagangan Rabu (21/5/2025):
- PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) Rp479,72 miliar
- PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) Rp258,89 miliar
- PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) Rp143,66 miliar
- PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) Rp97,86 miliar
- PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) Rp73,18 miliar
- PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) Rp45,67 miliar
- PT Vale Indonesia Tbk (INCO) Rp35,57 miliar
- PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI) Rp30,05 miliar
- PT United Tractors Tbk (UNTR) Rp28,03 miliar
- PT Indosat Tbk (ISAT) Rp24,61 miliar
Sedang, investor asing net sell yang besar pada saham PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN) mencapai Rp133,44 miliar. Imbas tekanan jual yang deras, saham CUAN melemah 4,28% dan ditutup di posisi Rp11.175/saham.
Berikut 10 saham dengan angka net sell tertinggi oleh investor asing selama perdagangan kemarin, Rabu (21/5/2025):
- PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN) Rp133,44 miliar
- PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) Rp66,42 miliar
- PT Astra International Tbk (ASII) Rp65,62 miliar
- PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO) Rp57,75 miliar
- PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) Rp18,76 miliar
- PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) Rp16,65 miliar
- PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) Rp11,89 miliar
- PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) Rp11,16 miliar
- PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) Rp10,25 miliar
- PT Aspirasi Hidup Indonesia Tbk (ACES) Rp9,64 miliar
Seperti diketahui, kemarin, Bank Indonesia mengumumkan hasil Rapat Dewan Gubernur periode Mei 2025. Gubernur BI Perry Warjiyo dan sejawat memutuskan untuk memangkas BI Rate 25 basis poin menjadi 5,5%.
Keputusan ini merupakan hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG–BI) yang berlangsung pada Selasa dan Rabu, 20-21 Mei 2025.
Gubernur BI Perry Warjiyo menyebutkan Bank Sentral juga menurunkan level suku bunga deposit facility 25 bps menjadi 4,75%, dan suku bunga lending facility juga menurun menjadi 6,25%.
“Keputusan ini konsisten dengan perkiraan inflasi 2025 dan 2026 yang rendah dan terkendali dalam saran 2,5% plus minus 1% dan upaya pertahankan nilai tukar rupiah sesuai fundamental yang turut mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan,” papar Perry dalam Konferensi Pers hasil RDG BI, Rabu.
Keputusan ini selaras dengan perkiraan pasar. Konsensus 35 Ekonom/Analis yang disurvei oleh Bloomberg menghasilkan median 5,5% untuk BI-Rate.
Namun, suara pasar tidak bulat, ada dissenting opinion. Sebanyak 13 Ekonom/Analis yang disurvei memperkirakan suku bunga acuan akan tetap bertahan di 5,75%.
Pemangkasan BI Rate pada pertemuan Mei menjadi yang kedua tahun ini setelah pada Januari lalu bunga acuan secara tak terduga digunting oleh Bank Indonesia, di luar prediksi pasar sebelumnya.
Sinyal pelemahan ekonomi dari dalam negeri yang kian terlihat menjadi faktor utama perlunya pelonggaran moneter di Indonesia.
Gubernur BI Perry Warjiyo dalam paparannya ketika mengumumkan hasil RDG siang ini, mengatakan, pertumbuhan ekonomi dalam negeri perlu penguatan.
“Berdasarkan penilaian prospek itu, RDG BI pada 20-21 Mei 2025 memutuskan menurunkan BI rate sebesar 25 basis poin menjadi 5,50%,” kata Perry.
Berdampak Positif Terhadap Saham Bank
Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia menyebut pemangkasan BI Rate ini mencerminkan BI sekarang cenderung untuk pro-growth.
"Berpotensi berdampak positif untuk sektor-sektor seperti perbankan, property, dan retail," sebut Mirae dalam riset terbarunya.
Dalam riset yang sama, pemangkasan suku bunga acuan BI Rate merupakan kebijakan yang sudah ditunggu-tunggu. Dengan lebih pro pertumbuhan, namun tetap menjaga stabilitas nilai tukar rupiah, dengan memandang kedepannya suku bunga perlu diturunkan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi.
"BI perkirakan pertumbuhan kredit tahun 2025 di kisaran 8-11% YoY. Stabilisasi rupiah terus dipertahankan dengan optimalisasi berbagai instrumen yang dimiliki BI, termasuk intervensi rupiah di pasar NDF offshore dan onshore."
Lanjut Menguat Hingga Hari ini, Kamis 22 Mei 2025
Investor asing kemungkinan masih melakukan akumulasi saham empat bank besar. Ini tercermin dari pergerakan keempat saham tersebut yang masih melanjutkan kenaikan.

Saham BBRI hingga pukul 9.40 WIB berhasil mencatatkan kenaikan 30 poin atau setara 0,71% ke level Rp4.290/saham, setelah sempat dibuka stagnan di level Rp4.280/saham.
Nilai transaksi saham BBRI pagi ini tercatat Rp228 miliar usai 53 juta saham ditransaksikan. Frekuensi yang terjadi sebanyak 7.285 kali diperjualbelikan.
Saham BMRI juga berhasil mencatat kenaikan 25 poin atau setara dengan menguat 0,45% ke level Rp5.475/saham. Volume transaksi sebesar 26 juta saham dengan nilai transaksi Rp146 miliar.
Saham BBCA juga langsung menguat 50 poin dengan 0,51% ke level Rp9.750/saham, dengan sebanyak 21 juta saham BBCA telah ditransaksikan dengan nilai Rp210 miliar.
Saham BBNI juga berhasil menguat 10 poin dan 0,22% ke level Rp4.530/saham dengan nilai transaksi sebesar Rp44 miliar usai 9 juta saham diperdagangkan.
(fad)