Logo Bloomberg Technoz

Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni mengatakan bahwa persiapan telah dimulai dan ia berharap negosiasi bisa segera dimulai, setelah dirinya melakukan panggilan dengan Trump, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy, serta sejumlah pemimpin Eropa lainnya.

Trump sebelumnya bersumpah akan mengakhiri perang pada hari pertama masa jabatannya. Namun kini, para pemimpin Eropa khawatir bahwa Presiden AS itu mulai menarik diri dari upaya penyelesaian konflik, meninggalkan Ukraina dan sekutunya dalam ketidakpastian. Perundingan sempat terhenti pekan lalu setelah Presiden Rusia Vladimir Putin hanya mengirim pejabat tingkat rendah untuk bertemu delegasi Ukraina di Turki.

Petugas penyelamat berada diatas puing-puing bangunan setelah serangan rudal Rusia di Kyiv, Ukraina, Kamis (24/5/2025). (Andrew Kravchenko/Bloomberg)

Trump Undang Paus Leo ke Gedung Putih

Keterlibatan Vatikan sudah diisyaratkan sebelumnya, termasuk dalam pertemuan Paus Leo dengan Wakil Presiden AS JD Vance pada Senin. Sehari sebelumnya, usai penobatan Paus Leo, Presiden Zelenskiy menulis di platform X bahwa ia mengapresiasi “kesediaan Vatikan menjadi tempat negosiasi langsung antara Ukraina dan Rusia.”

Vatikan memiliki rekam jejak kuat sebagai mediator damai. Pada 2014, mereka berperan dalam normalisasi hubungan AS-Kuba dan turut menyelesaikan sengketa wilayah antara Chili dan Argentina pada 1978 yang nyaris berujung perang. Vatikan juga aktif dalam upaya perdamaian Israel-Palestina.

Italia menyatakan siap menjadi tuan rumah alternatif jika diperlukan. Namun, menurut sejumlah diplomat, realisasi negosiasi masih tergantung pada sikap Rusia yang hingga kini belum menunjukkan keterbukaan. Posisi Italia sebagai pendukung kuat Kyiv dan partisipasinya dalam sanksi terhadap Moskow bisa menjadi penghalang bagi partisipasi Rusia.

“Meskipun Presiden Trump menyebut telah melakukan pembicaraan ‘luar biasa’ dengan Presiden Rusia Vladimir Putin pada Senin, tidak ada terobosan nyata yang dihasilkan terkait Ukraina. Masih belum jelas apakah ini menandai perubahan sikap Kremlin atau hanya strategi menunda sambil memperkuat posisi militer di Ukraina. Yang terakhir tampaknya lebih mungkin,” ujar Alex Kokcharov dari Bloomberg Economics.

Roma juga menjadi anggota Pengadilan Kriminal Internasional (ICC), yang berarti jika Putin mengunjungi Italia, ia berpotensi ditangkap berdasarkan surat perintah ICC.

Juru bicara Vatikan belum memberikan tanggapan resmi atas laporan ini. Sementara itu, kantor berita Rusia yang dikelola negara, Tass, melaporkan bahwa juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menyatakan Moskow telah mengetahui tawaran tersebut, namun belum mengambil keputusan.

Isyarat bahwa Trump bisa mundur dari proses perundingan memicu kekhawatiran di kalangan pemimpin Eropa yang khawatir bahwa hal itu memberi kesempatan bagi Putin untuk mengulur waktu.

“Saya pikir sesuatu akan terjadi, dan jika tidak, saya akan mundur, dan mereka harus melanjutkannya sendiri,” kata Trump dari Gedung Putih usai berbicara dengan Putin. “Ini adalah urusan Eropa. Seharusnya tetap menjadi urusan Eropa.”

Pada Minggu, Meloni menjamu JD Vance dan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen di Roma untuk membahas isu perdagangan dan keamanan—pertemuan kedua mereka sejak Trump kembali menjabat, di tengah hubungan AS-Uni Eropa yang tegang. Meloni menyebut diskusi itu “konstruktif” dan berharap bisa menjadi awal era baru diplomasi antara AS dan Uni Eropa.

Menunjukkan keterlibatan lebih lanjut, pada Selasa, Zelenskiy menyampaikan bahwa ia telah melakukan “pembicaraan yang baik” dengan Meloni. “Seperti biasa, ide-ide yang keren,” tulisnya di Telegram. Ia menambahkan bahwa mereka mendiskusikan sejumlah platform potensial untuk memulai dialog dengan Moskow.

Kantor Meloni menolak memberikan komentar lebih lanjut.

(bbn)

No more pages