Selain itu, Daniels menambahkan, Eni akan memulai akuisisi seismik 3D untuk luasan 10.000 kilometer persegi pada November 2025.
“Kami percaya bisa mendapatkan temuan lain yang penting yang berkontribusi pada produksi Indonesia,” tuturnya.
Sebelumnya, Eni SpA telah memulai produki gas dari lapangan Merakes East yang berada di cekungan Kutai, lepas pantai Kalimantan Timur.
Lapangan ini menjadi bagian dari wilayah kerja (WK) East Sepinggan, Eni menguasai 85% hak partisipasi atau participating interest (PI) sekaligus bertindak sebagai operator.
Eni memperkirakan produksi gas dari lapangan ini mencapai 100 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD) atau sekitar 18.000 barel minyak ekuivalen per hari (boepd).
Lapangan Merakes East terletak di kedalaman laut sekitar 16.000 meter, 10 kilometer sebelah timur Lapangan Merakes.
Rencanannya, produksi gas dari lapangan ini akan terhubung dengan fasilitas floating production unit (FPU) Jangkrik milik Eni melalui sambungan bawah laut sepanjang 50 kilometer.
“Proyek ini menjadi salah satu contoh pengembangan fast track, dengan waktu pengerjaan hanya dua tahun sejak keputusan investasi final [final investment decision/FID],” tulis manajemen Eni lewat keterangan resmi, dikutip Rabu (14/5/2025).
Dalam beberapa tahun terakhir, Eni mencatat sejumlah keberhasilan eksplorasi dan aksi korporasi strategis yang memperkuat posisinya sebagai operator utama di cekungan Kutai sekaligus pemain kunci di pasar gas Indonesia.
Dengan dimulainya produksi dari Northern Hub dan Gendalo-Gandang, Eni menargetkan produksi hingga 2 miliar kaki kubik gas per hari (BCFD) dan 90.000 barel kondensat per hari.
Baru-baru ini, Eni juga mengumumkan rencana pembentukan perusahaan patungan (joint venture) bersama Petronas untuk mengelola aset hulu potensial di Indonesia dan Malaysia.
Kerja sama ini ditargetkan menciptakan sinergi signifikan menuju pembentukan pemain LNG utama di kawasan, dengan gabungan cadangan mencapai sekitar 3 miliar barel ekuivalen minyak dan potensi eksplorasi tambahan hingga 10 miliar boe.
Sejak beroperasi di Indonesia pada 2001, Eni telah mengembangkan portofolio besar yang mencakup eksplorasi, pengembangan, dan produksi. Saat ini, Eni memproduksi sekitar 700 MMSCFD gas dari wilayah Kalimantan Timur.
(naw/wdh)































