Logo Bloomberg Technoz

Jokowi VS SBY, Rapor Ekonomi Siapa Lebih Bagus?

Ruisa Khoiriyah
17 May 2023 14:40

Foto kolase Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Presiden ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono. (Bloomberg/Muhammad Fadli/Toshiyuki Aizawa)
Foto kolase Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Presiden ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono. (Bloomberg/Muhammad Fadli/Toshiyuki Aizawa)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Tahun terakhir jelang hajat besar Pemilihan Umum 2024 akan menjadi pertaruhan bagi pemerintahan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi), adakah 10 tahun masa pemerintahan yang ia pimpin bakal menorehkan prestasi lebih baik ketimbang pendahulunya atau malah lebih buruk?

Dalam acara Musrenbang RKP 2024 dan Peluncuran Proyeksi Penduduk 2020-2050 di JCC Senayan, Jakarta, Selasa (16/5/2023), Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin, menyatakan, capaian sasaran rencana kerja dan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2024 perlu disokong oleh investasi BUMN dan sektor swasta.

Pemerintah telah memproyeksikan pertumbuhan ekonomi RI bisa naik 5,3-5,7% pada 2024. "Capaian pertumbuhan ekonomi tahun 2024 juga membutuhkan investasi BUMN dan swasta selain investasi pemerintah," kata Maruf. Tahun depan akan menjadi rencana kerja tahun terakhir dari periode pembangunan jangka menengah nasional. Oleh karena itu, pemerintah dituntut bergegas dan semakin fokus menuntaskan program-program.

Jokowi mulai menghuni istana sejak 20 Oktober 2014, menggantikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang lengser setelah menghuni istana presiden selama dua periode yaitu 2004-2009 dan 2009-2014. Sama dengan SBY, Jokowi juga menorehkan kekuasaan hingga dua periode yang akan berakhir 2024. Praktis, tinggal tersisa waktu 16 bulan bagi Jokowi untuk menyelesaikan pekerjaan rumah sebelum presiden terpilih nanti resmi dilantik pada Oktober 2024.

Pertumbuhan ekonomi

Ketika Jokowi mulai menginjak istana pada 20 Oktober 2014, Indonesia di  bawah pemerintahan Presiden SBY mencatat Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga konstan tercatat Rp8.156,49 triliun pada 2013. Pendapatan per kapita pada tahun itu juga tercatat Rp36,5 juta.