Logo Bloomberg Technoz

Peraih Nobel Ingatkan Dampak Huru-hara Soal Utang ke Ekonomi AS

News
26 May 2023 09:00
Paul Krugman (Sumber: Bloomberg)
Paul Krugman (Sumber: Bloomberg)

Rich Miller - Bloomberg News

Bloomberg, Ekonom peraih Nobel Prize, Paul Krugman, mengatakan tidak terlalu khawatir soal apakah Amerika Serikat (AS) akan mengalami gagal bayar utang. Namun, ia khawatir dengan risiko huru-hara politik terkait plafon utang akan merusak kemakmuran di negara tersebut ke depannya.

Hal ini lantaran upaya para negosiator dari DPR AS untuk memotong pengeluaran untuk program-program seperti pendidikan dan nutrisi anak.

Dalam sebuah wawancara dengan David Westin dari Bloomberg untuk program televisi Wall Street Week pada Jumat (26/05/2023) Krugman mengatakan tidak ada tanda bahwa utang negara itu akan menyebabkan masalah di pasar keuangan atau ekonomi.

"Hutang AS sangat tinggi," kata Krugman, yang saat ini menjadi penulis kolom opini untuk The New York Times dan profesor ekonomi di City of University of New York.

"Tapi itu tidak setinggi dibandingkan dengan apa yang dialami banyak negara lain selama bertahun-tahun tanpa krisis apa pun."

Tim negosiasi Presiden AS Joe Biden dan Ketua DPR Kevin McCarthy tengah berupaya menengahi perbedaan mereka untuk meningkatkan plafon utang negara tersebut, mengejar waktu agar pemerintah tidak gagal bayar, yang mungkin terjadi  segera setelah 1 Juni.

Pembicaraan tersebut difokuskan pada pemotongan pada apa yang disebut dengan pengeluaran diskresioner. Kedua belah pihak menghindari pengurangan dalam  belanja jaminan sosial dan jaminan kesehatan Medicare untuk lansia.

"Banyak yang mencakup diskresioner adalah hal-hal seperti program yang mendukung anak-anak," kata Krugman.

"Dalam upaya menahan pengeluaran sekarang, kami sebenarnya agak tidak yakin dengan masa depan negara dan itu cukup mengkhawatirkan."

Huru-hara sial utang pemerintah AS, menurut dia, akan merusak peran dolar sebagai mata uang cadangan dunia.

"Jika huru-hara atas plafon utang menjadi urusan rutin, maka orang akan berhenti menggunakan sekuritas dolar," kata Krugman.

(bbn)