Bloomberg Technoz, Jakarta - Pusat Perlindungan Kesehatan Hong Kong mengungkap bahwa per Kamis (15/5/2025), angka kasus positif Covid-19 meningkat 13,7% dari 6,2% selama empat pekan sejak awal April 2025. Angka ini merupakan rekor tertinggi baru dalam setahun.
Melansir South China Morning Post, Jumat (16/5/2025), 30 orang tercatat meninggal dunia selama empat pekan terakhir dari sekitar 81 kasus Covid-19 parah yang diderita orang dewasa.
"Mengacu pada data sebelumnya, kami memperkirakan kasus Covid akan tetap di tingkat yang relatif tinggi setidaknya dalam beberapa pekan ke depan," kata pengawas Pusat Perlindungan Kesehatan, Edwin Tsui Lok-kin.
Investigasi epidemiologi lembaga tersebut menemukan 83% dari kasus-kasus yang parah menyerang pasien berusia 65 tahun atau lebih, di mana lebih dari 90%-nya memiliki penyakit bawaan atau disebut pasien komorbid.
Namun, hanya satu pasien yang sudah menerima suntikan vaksin penguat dalam enam bulan terakhir.
"Menurut perkiraan pusat, di antara lansia berusia 65 tahun ke atas, 75% dari mereka yang tinggal di panti jompo dan 90% yang tinggal di tengah masyarakat belum mendapat vaksin penguat. Saya kembali mengimbau warga yang berisiko tinggi (baik lansia maupun yang memiliki penyakit kronis) untuk melakukan vaksinasi sedini mungkin," ungkap Tsui.

Profesor Lau Yu-lung, Ketua Komite Ilmiah Penyakit yang Bisa Dicegah dengan Vaksin sekaligus profesor pediatri di Universitas Hong Kong, mengatakan, meski data terbaru menunjukkan tren peningkatan kasus Covid-19, dampaknya bagi individu dan masyarakat sepertinya tidak separah tahun 2023 dan 2024.
"Melihat kembali pada Maret 2024, puncak tertingginya sekitar 400.000. Data objektif ini, yang tidak bergantung pada tingkat pengujian, menunjukkan penularan di tengah masyarakat memang lebih tinggi saat ini daripada puncaknya pada tahun 2024."
Namun Lau menekankan bahwa jumlah kasus parah dan kematian tidak mengikuti peningkatan kasus yang sama.
"Jika kita melihat kasus-kasus serius dan membandingkannya, angka-angka tahun 2025 lebih rendah dari tahun sebelumnya," bebernya.
Lau mengaitkan penurunan kasus parah dan fatal dari tahun ke tahun dengan sifat virus corona yang terus berkembang dan respons kekebalan adaptif tubuh.
"Hampir tidak mungkin menghentikan penyebaran Covid-19. Individu mungkin akan mengalami infeksi kedua, ketiga atau bahkan keempat, tetapi infeksi berikutnya cenderung lebih ringan. Pada infeksi keempat, banyak yang mungkin tidak bergejala," jelas Lau.
Lau mengatakan, meski tingkat antibodi berkurang setelah sekitar tiga hingga enam bulan, sel-sel memori tubuh, khususnya sel-T, memberikan perlindungan yang lebih tahan lama.
Menurutnya, setiap infeksi berikutnya berfungsi untuk "mendidik" sel-sel T ini, meningkatkan kemampuan mereka untuk bertahan melawan varian baru, yang sebagian besar masih keturunan dari varian Omicron.
"Paling penting, orang-orang yang paling rentan, lakukan vaksinasi untuk meningkatkan tingkat antibodi mereka dan berpotensi mencegah dampak yang parah," imbau Lau.
(ros)