Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta - Rupiah menutup pekan pendek ini dengan kinerja lumayan. Di tengah perkembangan pasar global yang cenderung membaik pasca tercapainya kesepakatan dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok, penguatan lagi indeks dolar AS nyatanya masih bisa diatasi oleh rupiah.

Mengacu Bloomberg, menutup perdagangan pasar spot pekan ini, rupiah ditutup menguat di Rp16.440/US$, mencerminkan penguatan mingguan sebesar 0,46%. Kinerja mingguan rupiah berada di peringkat empat terbaik setelah yuan offshore yang pekan ini menguat 0,51%, dolar Taiwan 0,48% serta yuan Tiongkok 0,46%.

Rupiah berhasil mengalahkan kinerja ringgit yang pekan ini hanya menguat 0,37% terhadap dolar AS. Lalu, won Korsel yang juga menguat 0,15% serta yen dan dolar Singapura masing-masing 0,06% dan 0,04%.

Sementara baht, dolar Hong Kong, rupee serta peso Filipina keluar sebagai pecundang di pasar valas Asia pekan ini.

Penguatan rupiah pekan ini juga terjadi ketika indeks dolar AS sejatinya sedikit menguat 0,34%. Ini menjadi catatan tersendiri di tengah kekhawatiran yang sempat merebak bahwa rupiah akan kembali tergilas ketika the greenback kembali jadi incaran pemodal di pasar global.

Modal asing kembali

Penguatan rupiah sepertinya masih didukung oleh arus modal asing yang mulai besar di pasar saham. Perubahan narasi perang dagang, setidaknya sampai 90 hari ke depan, telah memantik sentimen risk-on di pasar dunia.

Modal global kembali menyerbu aset-aset berisiko di emerging market, seperti saham. Di bursa saham domestik, misalnya, pemodal asing membukukan net buy dua hari beruntun senilai lebih dari Rp4,4 triliun.

Animo asing yang mulai kembali ke pasar saham RI itu mengikis posisi net sell sepanjang tahun yang sempat menyentuh di atas US$ 3 miliar.

Bukan hanya ke Indonesia, di hampir semua pasar Asia emerging, modal global juga mulai kembali masuk terutama di Taiwan, Korea Selatan, juga Malaysia, terungkit sentimen pendinginan perang dagang.

Pada saat yang sama, pemodal asing terlihat mengalihkan posisi mereka di Surat Berharga Negara (SBN) ke saham. Data terakhir per 14 Mei, tercatat asing mengurangi posisi di SBN sebesar Rp770 miliar.

Hari ini, IHSG bersiap membukukan kinerja mingguan terbaik sejak akhir April lalu, dengan kenaikan 3,76% di level 7.085. Sementara di pasar surat utang negara, pergerakan imbal hasil cenderung merangkak naik lagi akibat peralihan dana investor ke saham.

Itu pula yang sepertinya mendorong kenaikan bunga diskonto Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) dalam lelang hari ini. Kenaikannya memang tipis saja, hanya 0,02% ke level 6,471%.

Namun, kenaikan itu menghentikan tren penurunan bunga SRBI yang sudah berlangsung empat pekan beruntun di tengah sinyal Bank Indonesia yang berusaha mengurangi nilai outstanding SRBI di pasar untuk mendukung perbaikan kondisi likuiditas.

(rui)

No more pages