Logo Bloomberg Technoz

Penguatan rupiah sepertinya masih didukung oleh arus modal asing yang mulai besar di pasar saham. Perubahan narasi perang dagang, setidaknya sampai 90 hari ke depan, telah memantik sentimen risk-on di pasar dunia.

Modal global kembali menyerbu aset-aset berisiko di emerging market, seperti saham. Di bursa saham domestik, misalnya, pemodal asing membukukan net buy dua hari beruntun senilai lebih dari Rp4,4 triliun.

Animo asing yang mulai kembali ke pasar saham RI itu mengikis posisi net sell sepanjang tahun yang sempat menyentuh di atas US$ 3 miliar.

Bukan hanya ke Indonesia, di hampir semua pasar Asia emerging, modal global juga mulai kembali masuk terutama di Taiwan, Korea Selatan, juga Malaysia, terungkit sentimen pendinginan perang dagang.

Pada saat yang sama, pemodal asing terlihat mengalihkan posisi mereka di Surat Berharga Negara (SBN) ke saham. Data terakhir per 14 Mei, tercatat asing mengurangi posisi di SBN sebesar Rp770 miliar.

Hari ini, IHSG bersiap membukukan kinerja mingguan terbaik sejak akhir April lalu, dengan kenaikan 3,76% di level 7.085. Sementara di pasar surat utang negara, pergerakan imbal hasil cenderung merangkak naik lagi akibat peralihan dana investor ke saham.

Itu pula yang sepertinya mendorong kenaikan bunga diskonto Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) dalam lelang hari ini. Kenaikannya memang tipis saja, hanya 0,02% ke level 6,471%.

Namun, kenaikan itu menghentikan tren penurunan bunga SRBI yang sudah berlangsung empat pekan beruntun di tengah sinyal Bank Indonesia yang berusaha mengurangi nilai outstanding SRBI di pasar untuk mendukung perbaikan kondisi likuiditas.

(rui)

No more pages