Sementara impor pada April diperkirakan tumbuh 6,54% yoy. Juga lebih tinggi ketimbang Maret dengan pertumbuhan 5,34% yoy.
Konsensus Bloomberg pagi ini menghasilkan median proyeksi untuk neraca perdagangan April surplus US$ 2,95 miliar. Jika terjadi, maka lebih rendah dari posisi Maret yang surplus US$ 4,32 miliar.
Akan tetapi, surplus perdagangan pada April akan membuat neraca perdagangan Indonesia selalu positif selama 60 bulan beruntun. Artinya, surplus neraca perdagangan tidak putus dalam 5 tahun.
Ke depan, surplus neraca perdagangan diperkirakan masih bisa terjaga. Pasalnya, Presiden Amerika Serikat, Donald Trump menunda pemberlakuan tarif bea masuk impor resiprokal selama 90 hari.
Kepala Ekonom Bank Pertama Josua Pardede mengamini sentimen perang dagang telah mereda secara signifikan setelah dimulainya gencatan senjata perdagangan antara AS dan China. Pemerintah AS dan China telah sepakat untuk mengurangi tarif secara signifikan, dari 145% menjadi 30% dan dari 125% menjadi 10%, masing-masing untuk periode 90 hari mulai 12 Mei 2025.
Perkembangan ini menjadi katalis positif bagi prospek ekonomi global dan, akibatnya, permintaan global.
Seperti yang diwartakan Bloomberg News, gencatan perang dagang antara AS dan China, kesepakatan dagang dengan Inggris, serta sejumlah kontrak besar di Teluk potensial memberi kelegaan bagi investor.
Tim Research Phillip Sekuritas dalam risetnya menyebut perang dagang global tampak mereda setelah AS dan China pada hari Senin sepakat untuk melakukan gencatan senjata selama 90 hari dengan cara menurunkan tarif timbal-balik (reciprocal tariff) dan berbagai hambatan perdagangan lainnya sambil melakukan negosiasi untuk mencapai perjanjian dagang yang bersifat lebih permanen.
Analis Phintraco Sekuritas memaparkan, IHSG ditutup menguat 2,15% pada perdagangan Rabu kemarin, ditopang oleh sentimen positif dari trade deals AS–China serta data retail sales dalam negeri bulan Maret yang tumbuh 5,5% YoY dari Februari 2,0% YoY.
“Secara teknikal, terdapat pelebaran positive slope pada MACD serta indikator Stochastic RSI berpotensi membentuk Golden Cross pada pivot area. IHSG diperkirakan menguji level psikologis 7.000 pada perdagangan Kamis,” jelas Phintraco.
(fad)
































