Logo Bloomberg Technoz

"Penangguhan sementara tarif AS-China merupakan de-eskalasi yang signifikan, tetapi tidak akan mencegah perlambatan [ekonomi]," kata Kepala Ekonom EY Gregory Daco. "Permintaan yang tinggi, tekanan harga yang tinggi, dan ketidakpastian kebijakan yang akut masih akan membebani perekrutan dan pengeluaran."

Para investor menyambut gembira pengumuman AS dan China mengenai pengurangan tarif selama 90 hari, mendorong indeks S&P 500 ke level tertinggi dalam lebih dari dua bulan terakhir.

Pasar keuangan juga menerima dukungan dalam beberapa pekan terakhir dari indikator utama aktivitas ekonomi, yang belum menunjukkan tanda-tanda pelemahan yang nyata meski ada peringatan dari para ekonom bahwa tekanan akan segera tiba.

Ambil contoh ritel. Penjualan ritel melonjak paling tinggi pada Maret dalam dua tahun terakhir karena konsumen bergegas mempercepat pembelian.

Sementara di pasar tenaga kerja, laporan pekerja bulanan yang diterbitkan pada 2 Mei menunjukkan perusahaan-perusahaan di bidang transportasi dan pergudangan masih menambah staf dalam beberapa minggu pertama April untuk menangani lonjakan permintaan.

Pertanyaan pentingnya, apakah rumah tangga dan pelaku bisnis akan memanfaatkan jeda perang tarif 90 hari untuk melakukan lebih banyak persediaan.

Mark Zandi, Kepala Ekonom Moody's Analytics, merasa skeptis. Ia memperkirakan laporan mingguan mengenai pengajuan asuransi pengangguran akan mulai meningkat pada Memorial Day, 26 Mei, yang menandakan perlambatan dalam perekrutan yang akan terlihat jelas dalam laporan tenaga kerja bulan depan.

"Tidak ada perubahan dalam prospek. Saya memperkirakan pemerintah akan segera mencapai kesepakatan dengan China dan negara-negara lain, untuk meredakan perang dagang. Namun, perang terus berlanjut," kata Zandi.

"Saya memperkirakan pengembalian semua pembelian berjangka akan dimulai bulan ini, dan berlanjut hingga Juni dan Juli."

Pemberlakuan tarif 145% pada awal April atas impor China oleh Trump memicu penurunan lalu lintas peti kemas dari China ke AS—perjalanan yang biasanya memakan waktu 22 hari, menurut Xeneta, platform analisis pasar dan pembanding tarif angkutan. Pemuatan, pembongkaran, dan distribusi menambah waktu perjalanan.

Gene Seroka, Direktur Eksekutif Pelabuhan Los Angeles, mengatakan kepada Wall Street Journal, Senin, bahwa ia memperkirakan volume impor akan turun 25% pada akhir bulan dibandingkan tahun lalu. Seperti Zandi, ia juga tidak memprediksi adanya lonjakan impor yang akan datang.

Yang lain—seperti ekonom dari Comerica Bank dan Oxford Economics—memprediksi sebaliknya: "Para importir AS kemungkinan akan meningkatkan pembelian dalam waktu dekat untuk lindung nilai dari kenaikan tarif," kata Kepala Ekonom Comerica, Bill Adams, dalam catatannya.

Para ekonom pada umumnya setuju bahwa pengumuman jeda 90 hari menunjukkan prospek yang lebih baik bagi ekonomi AS tahun ini, meski masih lemah. Para ekonom dari UBS mengatakan gencatan senjata AS-China "bisa mengimplikasikan" peningkatan 0,4 poin persentase pada perkiraan mereka untuk kenaikan 0,5% dalam produk domestik bruto tahun 2025, menyusul pertumbuhan 2,5% pada tahun 2024.

Ekonom Goldman Sachs melihat peningkatan serupa—menjadi 1% untuk tahun 2025, dari 0,5%—dan mengurangi kemungkinan resesi selama 12 bulan ke depan menjadi 35%, dari 45%. Ekonom JPMorgan Chase & Co dan Barclays mengatakan mereka tidak lagi memprediksi adanya penurunan tahun ini.

Apa Kata Bloomberg Economics...

"Bagi AS, tarif baru mengurangi risiko stagflasi hingga setengahnya. Tarif ini akan memberi keringanan signifikan bagi pabrik-pabrik China dan importir AS, serta berpotensi mengurangi tekanan yang cukup besar terhadap ekonomi China. Namun, bahkan dengan tingkat yang baru, tarif bisa menyebabkan penurunan perdagangan bilateral antara kedua negara hampir 70% dalam jangka menengah."

— Maeva Cousin, Eleonora Mavroeidi, dan Chang Shu

Pejabat Federal Reserve yang berbicara pada Senin juga menggarisbawahi bahwa tarif tetap tinggi meski ada jeda selama 90 hari.

Deputi Gubernur The Fed Adriana Kugler mengatakan di hadapan audiens di Dublin bahwa "tarif tampaknya akan menghasilkan dampak ekonomi yang signifikan, bahkan jika tarif tetap mendekati tingkat yang diumumkan ini." Presiden The Fed Chicago Austan Goolsbee juga membuat pernyataan serupa dalam wawancara dengan New York Times.

Para ekonom mengatakan keputusan suku bunga bank sentral dalam beberapa bulan mendatang akan bergantung pada apakah data pasar tenaga kerja memburuk lebih cepat daripada data inflasi atau sebaliknya, meski para pembuat kebijakan moneter kemungkinan tidak akan mendapat banyak kejelasan tentang satu atau lain hal pada pertemuan 17-18 Juni.

Para investor menggeser spekulasi mereka tentang waktu penurunan suku bunga berikutnya ke September, bukan Juli, menurut kontrak berjangka.

"Semua orang bertepuk tangan dan menyatakan kemenangan atas ini, tetapi saya akan menggambarkannya sebagai langkah mundur dari yang pada dasarnya merupakan perang dagang besar-besaran,” kata Tim Quinlan, ekonom senior dari Wells Fargo.

"Kesulitan yang mungkin Anda alami sementara waktu, Anda baru mulai merasakan dampaknya pada data ekonomi."

(bbn)

No more pages