Logo Bloomberg Technoz

Secara terpisah, Presiden Komisioner HFX Internasional Berjangka Sutopo Widodo berpendapat potensi gencatan senjata Rusia Ukraina juga menghadirkan prospek perubahan signifikan pada dinamika harga komoditas migas.

Sebagai salah satu produsen dan eksportir energi terbesar dunia, Rusia memiliki pengaruh substansial pada pasar migas.

Gencatan senjata Rusia-Ukraina, menurut Sutopo, berpotensi meredakan kekhawatiran akan gangguan pasokan energi global, sehingga ekspektasi pasar terhadap peningkatan ketersediaan atau penurunan tensi geopolitik dapat berujung pada koreksi harga minyak mentah dan gas alam.

Lebih lanjut, dia menilai premi risiko geopolitik yang membengkak akibat konflik ini—yang secara langsung memengaruhi kenaikan harga migas — diperkirakan menyusut jika terjadi gencatan senjata antara kedua negara itu.

Sanksi Rusia

Kendati demikian, Sutopo menilai dampak final dari potensi gencatan senjata Rusia-Ukraina akan berkaitan dengan evolusi kebijakan sanksi dan pembatasan perdagangan Barat terhadap sektor energi Rusia.

Apabila rezim sanksi tetap berlaku, potensi terhambatnya pasokan dari Rusia akan terus membayangi.

Kondisi tersebut berisiko menahan prospek penurunan harga atau bahkan memicu apresiasi nilai komoditas tertentu, seperti minyak.

Selain itu, khusus untuk komoditas migas, kebijakan produksi dan respons strategis dari negara-negara anggota OPEC+ akan memainkan peran krusial dalam menentukan arah harga global.

“Jika OPEC+ merespons situasi geopolitik yang lebih kondusif dengan meningkatkan produksi, tekanan penurunan harga dapat makin menguat,” tuturnya.

Menurutnya, wacana gencatan senjata Rusia-Ukraina hanyalah permulaan dari babak yang lebih kompleks seperti dinamika kebijakan, pemulihan ekonomi global, dan strategi produsen utama akan menjadi penentu arah harga komoditas migas di kancah global.

“Pasar akan terus mencermati perkembangan ini dengan saksama, menimbang setiap sinyal yang muncul untuk memprediksi keseimbangan pasokan dan permintaan di masa depan,” imbuhnya.

Harga minyak Brent untuk pengiriman Juli turun 0,4% menjadi US$66,35/barel pada pukul 9:44 pagi di Singapura hari ini. Sementara itu, West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juni turun 0,4% menjadi US$63,39/barel.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy (Dok: Bloomberg)

Pertemuan Krusial

Dalam perkembangan terbaru, Zelenskiy menegaskan kembali niatnya untuk mengadakan pembicaraan langsung dengan Putin di Turki pada Kamis (15/5/2025), meskipun dia pesimistis pemimpin Rusia itu akan hadir.

Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) tersebut digadang-gadang menandai pertemuan langsung pertama antarkedua pemimpin tersebut sejak Rusia melancarkan invasi skala penuh pada 2022, Zelenskiy mengatakan dalam sebuah pertemuan dengan sekelompok wartawan terpilih yang dihadiri oleh Bloomberg News di Kyiv pada Selasa (13/5/2025).

Tujuan pertemuan esok adalah untuk menyepakati gencatan senjata dan kemudian membiarkan tim teknis bekerja untuk menentukan bagaimana gencatan senjata dapat dilaksanakan dan dipantau, katanya.

Pada Senin (12/5/2025), Presiden AS Donald Trump melontarkan gagasan untuk terbang ke Turki guna menghadiri pertemuan potensial antara Zelenskiy dan Putin.

Jika Putin tidak hadir pertemuan puncak apa pun akan menjadi sia-sia, mengingat bahwa pejabat tingkat rendah telah bertemu di Arab Saudi pada Maret tanpa mencapai hasil apa pun, kata Zelenskiy.

“Trump perlu percaya bahwa Putin berbohong,” kata Zelenskiy, seraya menambahkan bahwa Ukraina bukanlah pihak yang memperlambat negosiasi perdamaian.

Zelenskiy mengatakan dia yakin Presiden AS "tidak menentang" penerapan pembatasan ekonomi tambahan terhadap Rusia dan bahwa ada kemauan politik di Kongres untuk menyetujui rancangan undang-undang sanksi baru.

Konsultasi lebih lanjut tentang sanksi akan menyusul dalam beberapa hari mendatang, katanya, tanpa mengungkapkan perinciannya. 

Donald Trump dan Vladimir Putin tiba di konferensi pers di Helsinki, Finlandia, tahun 2018. (Chris Ratcliffe/Bloomberg)

Pemerintahan Trump telah menyiapkan opsi bagi presiden untuk memberikan lebih banyak tekanan ekonomi terhadap Rusia jika dia memilih untuk melakukannya, Bloomberg News sebelumnya melaporkan.

Zelenskiy menggambarkan paket sanksi AS yang direncanakan terhadap Rusia sebagai "kuat dan sangat berbahaya." 

Dia juga mengatakan Trump tidak menolak ketika dia mengajukan proposal untuk mengirim paket bantuan militer bagi Ukraina yang bertujuan membuat Rusia mengerti bahwa mereka harus mengakhiri perang.

Jika pertemuan para pemimpin tetap berlangsung, Ukraina akan melakukan segalanya untuk mencapai kesepakatan tentang gencatan senjata, Zelenskiy mengatakan kepada sekelompok wartawan yang lebih luas di Kyiv pada Selasa sebelumnya. 

Dia mengatakan tidak ada format lain selain pembicaraan langsung antara para pemimpin yang sedang dibahas. Zelenskiy mengatakan ia akan bertemu Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan di Ankara pada Kamis. 

Dari sana, ia dan pemimpin Turki akan terbang ke Istanbul jika Putin datang, katanya.

Di sisi lain, pihak Rusia mengaku siap untuk pembicaraan serius di Istanbul, Wakil Menteri Luar Negeri Sergei Ryabkov mengatakan pada Selasa tanpa memerinci apakah Putin akan hadir, menurut Interfax.

"Jika Putin tidak datang, itu akan menjadi titik terakhir dan demonstrasi bahwa Rusia tidak siap untuk mengakhiri perang," kata Zelenskiy, seraya menambahkan ia mengharapkan sanksi keras dari AS dan Uni Eropa, terutama di sektor energi dan perbankan.

-- Dengan asistensi Mis Fransiska Dewi

(wdh)

No more pages