Logo Bloomberg Technoz

AS-China Sepakat Turunkan Tarif, Pengamat Ramal Gerak Rupiah

Dovana Hasiana
13 May 2025 13:00

Ilustrasi Rupiah. (Dimas Ardian/Bloomberg)
Ilustrasi Rupiah. (Dimas Ardian/Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Pengamat Mata Uang sekaligus Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuabi menilai, rupiah akan tetap sulit untuk mencapai level Rp16.000-an meski ketegangan perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China mereda usai kesepakatan menurunkan tarif selama 90 hari ke depan.

Ibrahim menilai bahwa rupiah masih akan berkutat pada level Rp16.450/US$ hingga Rp16.800/US$ dalam waktu dekat saat pasar kembali buka usai libur dan cuti bersama Hari Raya Waisak.

"Walaupun perang dagang ini usai, rupiah untuk mencapai level Rp16.000 sangat sulit sekali. Sangat sulit sekali karena memang geopolitik juga sampai saat ini belum usai," ujar Ibrahim kepada Bloomberg Technoz, Selasa (13/5/2025).


Perlu diketahui, nilai tukar rupiah ditutup menguat pada level Rp16.560/US$ pada penutupan perdagangan hari terakhir sebelum libur dan cuti bersama Idulfitri atau pengumuman tarif Presiden AS Donald Trump.

Pada saat pengumuman tarif Trump, rupiah tertekan di kisaran nyaris menyentuh Rp16.800/US$, tepatnya di Rp16.798/US$ di pasar offshore pada 3 April 2025, atau satu hari setelah pengumuman tarif Trump. Kemudian, rupiah ditutup melemah di Rp16.515/US$ pada 9 Mei 2025 sebelum libur dan cuti bersama Hari Raya Waisak.