Setelah empat hari serangan udara yang nyaris menyeret India dan Pakistan ke ambang perang besar, Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada Sabtu mengklaim telah menengahi gencatan senjata antara dua negara Asia Selatan tersebut. Pernyataan itu membuat sejumlah pejabat senior di New Delhi merasa geram, karena dianggap mencuri perhatian Modi dan melemahkan kebijakan lama India untuk menangani konflik tersebut secara bilateral.
Dalam pidatonya hari Senin, Modi tidak menyebut AS maupun memberi penghargaan kepada Trump atas gencatan senjata itu. Sebaliknya, ia mengatakan bahwa Pakistan sendirilah yang meminta dunia internasional agar menurunkan ketegangan, setelah India menyerang “jantung” wilayahnya.
“Karena itulah, ketika Pakistan memohon dan menyatakan tidak akan lagi terlibat dalam aksi terorisme atau keberanian militer apa pun, India mempertimbangkannya,” ujar Modi.
Modi juga menegaskan bahwa India tidak akan mentoleransi bentuk pemerasan nuklir apa pun, dan akan memberikan respons atas setiap serangan teroris lebih lanjut terhadap negara itu.
India dan Pakistan, dua negara bersenjata nuklir, telah berperang sebanyak empat kali, sebagian besar dipicu oleh konflik wilayah Himalaya, Kashmir, yang kini dikendalikan sebagian oleh masing-masing pihak namun diklaim sepenuhnya oleh keduanya.
Meski militer dari kedua negara telah sepakat mengurangi kehadiran pasukan di perbatasan demi memulihkan stabilitas, militer Pakistan menyatakan tetap siap membalas jika ada pelanggaran lebih lanjut.
“Tak seorang pun boleh meragukan bahwa ketika kedaulatan Pakistan terancam dan integritas teritorial dilanggar, respons balasan kami akan menyeluruh dan tegas,” kata militer Pakistan dalam pernyataan yang disampaikan menjelang pidato Modi.
Sementara itu di Washington, Trump kembali menegaskan bahwa pemerintahannya berperan dalam mengamankan gencatan senjata tersebut. Ia bahkan menyebut telah menawarkan insentif perdagangan kepada kedua negara.
“Saya bilang, ayo kita akan lakukan banyak perdagangan dengan kalian,” katanya di Gedung Putih, sambil merangkum situasi. “Hentikan ini. Kalau kalian berhenti, kita berdagang. Kalau tidak, tidak ada perdagangan.”
“Kami sedang bernegosiasi dengan India sekarang. Tak lama lagi juga dengan Pakistan,” lanjutnya. “Dan kami telah menghentikan konflik nuklir.”
(bbn)
































