Logo Bloomberg Technoz

Namun, dirinya menilai bahwa amunisi kadaluarsa memiliki sifat yang tidak dapat diprediksi sehingga terjadi ledakan yang susukan yang menyebabkan korban jiwa. Hal ini, kata dia, terjadi akibat kesalahan prediksi petugas di lapangan.

"Ini akibat dari kesalahan prediksi petugas. Dikiranya satu ledakan cukup, ternyata ada amunisi yang meledak belakangan dan menimbulkan korban,” kata TB Hasanuddin.

Ia juga menjelaskan, bahwa amunisi yang diledakan tersebut merupakan amunisi yang kadaluarsa dan secara teknis sudah tidak stabil. "Amunisi kadaluarsa itu tidak semuanya akan meledak serentak ketika diledakkan. Ada yang meledak langsung, tapi ada juga yang meledak belakangan karena sifatnya yang tidak lagi normal," jelasnya.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, terdapat 13 orang meninggal dunia akibat insiden tersebut, dengan rincian 9 warga sipil serta 4 anggota TNI.

TNI AD saat ini tengah melakukan investigasi lapangan untuk memastikan penyebab dari ledakan tersebut, mendata korban dan berkoordinasi dengan Rumah Sakit setempat, menghimbau warga agar tidak mendekat ke lokasi, serta melaporkan ke pimpinan terkait dengan insiden tersebut.

Brigjen Wahyu mengatakan diduga ledakan terjadi secara tiba-tiba saat anggota pemusnah sedang menyusun detonator di salah satu lubang untuk meledakkan amunisi afkir. Namun, sebelum detonator diaktifkan, lubang yang telah disusun sebelumnya meledak terlebih dahulu.

“Saat tim penyusun munisi menyusun detonator di dalam lubang tersebut secara tiba-tiba terjadi ledakan dari dalam lubang yang mengakibatkan 13 orang meninggal dunia,” kata Brigjen Wahyu.

(azr/spt)

No more pages