Persebaran pekerja Panasonic di Indonesia, yaitu dua di DKI Jakarta, dua di Bekasi, satu di Bogor, satu di Pasuruan, dan satu di Batam. Totalnya sekitar 7.000 - 8.000 pekerja. Mereka bekerja di berbagai jenis industri, meliputi pabrik baterai, alat kesehatan, alat rumah tangga, hingga distribusi elektronik Panasonic, sebut Iqbal.
Ia klaim para buruh saat ini tengah khawatir terjadi PHK di Indonesia usai perusahaan pusat mengumumkan rencana PHK massal. Kendati begitu hingga saat ini belum terdapat pengumuman resmi akan terdapat PHK yang terjadi di Panasonic Indonesia.
“Jangan sampai kebijakan PHK global dijadikan alasan untuk melakukan PHK massal di Indonesia, apalagi terhadap pekerja yang statusnya kontrak atau outsourcing. Pemerintah harus segera bertindak, jangan menunggu gejolak,” tegas dia.
Said mengingatkan pentingnya transparansi dan pelibatan serikat pekerja dalam proses restrukturisasi atau efisiensi, untuk mencegah PHK sepihak yang merugikan pekerja.
"Kita minta ada audit dan pengawasan ketat, serta jaminan bahwa buruh tidak menjadi korban dari keputusan bisnis global," ucap dia.
Panasonic Holdings Corp mengumumkan rencana untuk mengurangi jumlah karyawan sebanyak 10.000 orang. Melansir Bloomberg News, rencana tersebut sebagai bagian dari upaya berkelanjutan untuk meningkatkan profitabilitas dengan memangkas operasi yang tidak berkembang.
Perusahaan yang berbasis di Osaka ini menyatakan pada hari Jumat (9/5/2025) bahwa pemecatan menyasar 5.000 karyawan di Jepang dan 5.000 karyawan di luar negeri pada perusahaan yang dikonsolidasikan, dan sebagian besar akan dilakukan pada tahun fiskal yang sedang berjalan.
Panasonic memperkirakan akan mengeluarkan biaya restrukturisasi sekitar ¥130 miliar pada tahun yang berakhir pada Maret.
(azr/wep)

































