Selain Hebei Xinhai, tiga perusahaan yang mengoperasikan terminal di Pelabuhan Dongying juga ikut disanksi.
AS menuduh terminal tersebut menerima beberapa pengiriman minyak Iran sejak tahun lalu. Sanksi serupa dijatuhkan kepada enam kapal dan dua kapten kapal berkewarganegaraan India yang diduga turut mengangkut minyak Iran.
Hebei Xinhai menjadi kilang teapot ketiga di China yang dikenai sanksi AS, setelah sebelumnya Departemen Keuangan menjatuhkan sanksi terhadap kilang di Provinsi Shandong pada Maret dan April.
Perusahaan ini juga memiliki broker minyak berbasis di Singapura, Xing AO Energy PTE. LTD., yang turut masuk dalam daftar sanksi.
Hingga berita ini diturunkan, Hebei Xinhai belum memberikan tanggapan. Baogang International Port — mantan pemegang saham pengendali terminal Dongying yang juga disanksi — tidak merespons permintaan komentar.
Sorotan terhadap kilang independen di Shandong — pembeli terbesar minyak mentah Iran — merupakan bagian dari kampanye maximum pressure terhadap Teheran yang diinisiasi Presiden AS Donald Trump. Sanksi itu sebagian besar diurus Departemen Keuangan AS.
“Amerika Serikat tetap berkomitmen untuk meningkatkan tekanan terhadap seluruh rantai pasok minyak Iran demi mencegah rezim memperoleh pendapatan guna mendukung agenda destabilisasinya,” kata Menteri Keuangan AS Scott Bessent dalam keterangan resmi.
Pendapatan minyak sangat vital bagi Iran sekaligus menjadi nadi bisnis bagi kilang swasta di Shandong. Selama ini, perdagangan itu kerap difasilitasi melalui ship-to-ship transfer di perairan lepas pantai Malaysia untuk menyamarkan asal muatan.
Namun, pengetatan pengawasan oleh AS dan China sejak Januari telah mengganggu rantai pasok tersebut. Para pedagang kini beralih memanfaatkan dermaga swasta guna menerima pengiriman minyak.
(bbn)





























