Logo Bloomberg Technoz

Adapun saham barang baku yang melaju pesat adalah, saham PT Benteng Api Technic Tbk (BATR) melejit 35%, saham PT Agro Yasa Lestari Tbk (AYLS) melesat dengan kenaikan 31,4%. Begitu juga dengan saham PT Pam Mineral Tbk (NICL) menguat 23,4%.

Senada dengan saham teknologi, saham PT Tourindo Guide Indonesia Tbk (PGJO) menguat 9,45%, saham PT Cashlez Tbk (CASH) terangkat 9,26% dan saham PT Multipolar Technology Tbk (MLPT) melesat 7,51% yang juga turut mendukung penguatan IHSG

Berseberangan jauh dengan IHSG, saham-saham LQ45 ada yang terjerembab di teritori negatif antara lain, saham PT United Tractors Tbk (UNTR) ambles 4,92%, saham PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) terpeleset 3,33%. Saham PT Indah Kiat Pulp and Paper Corp Tbk (INKP) melemah 3,01%, dan saham PT Surya Esa Perkasa Tbk (ESSA) drop 2,33%.

Investor gelisah terhadap pelemahan rupiah di level Rp16.536/US$ di pasar spot berdasarkan data Bloomberg, setelah sempat menyentuh level terendah di Rp16.542/US$.

Penutupan Rupiah Rabu 7 Mei, Melemah 0,52% (Bloomberg)

Kinerja rupiah yang melaju di tren negatif, terjadi ketika dolar AS bergerak stabil di level 99,49, setelah kemarin ditutup melemah 0,59% di New York. Ini menjadi yang terendah sejak 29 April atau lebih dari seminggu.

Dalam intraday trading hari ini rupiah sempat menyentuh level terlemahnya di Rp16.542/US$, tersengat sentimen kehati-hatian jelang pengumuman hasil FOMC The Fed, yang akan diumumkan pada Kamis dini hari nanti sehingga menyalakan mode Risk-Off lebih besar.

Tensi dagang yang masih tinggi setelah Presiden US, Donald Trump, menyatakan tidak harus melakukan kesepakatan dagang, potensi profit taking setelah IHSG telah reli dalam beberapa hari, serta masih terlihat tekanan outflow dari dana asing, juga jadi sentimen penekan IHSG seperti yang dipaparkan Panin Sekuritas.

(fad/wep)

No more pages