Bloomberg Technoz, Jakarta - Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menargetkan finalisasi negosiasi kerja sama ekonomi komprehensif dengan Uni Eropa (UE) - atau Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA) - secara substantif rampung pada kuartal II atau Juni 2025.
Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional Kemenko Perekonomian Edi Prio Pambudi mengatakan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bakal bertemu dengan Komisioner Perdagangan Uni Eropa (UE) Maros Sefcovic pada Senin (5/5/2025) secara daring.
"Pertemuan mudah-mudahan menjadi kesimpulan akhir, sehingga nanti bisa segera diselesaikan. Targetnya kuartal II atau semester I-2025. Itu dalam posisi substantif, tetapi kajian hukum [legal scrubbing] dan lain-lain proses berikutnya. Hal yang penting secara prinsip sudah sepakat," ujar Edi saat ditemui di kantornya, Jumat (2/5/2025).
Dalam kaitan itu, Edi mengatakan pemerintah belum bisa menyampaikan isu yang menghambat negosiasi yang sudah berjalan sejak Juli 2016, karena hal tersebut berkaitan dengan posisi Indonesia dalam pakta dagang tersebut. Hal yang terang, Indonesia akan memberikan fleksibilitas kepada Uni Eropa dan menegaskan manfaat yang akan diberikan Benua Biru tersebut kepada Tanah Air.
Edi mengatakan akan menggunakan manfaat yang selama ini diterima Vietnam, -yang sebelumnya telah menyelesaikan perjanjian bilateral dengan Uni Eropa sejak 2015- sebagai patokan.
"Artinya dengan situasi saat ini Indonesia ingin memperluas akses pasar kita ke Uni Eropa. Jadi, kita juga sudah mengamankan hal yang sama," ujarnya.
Dikonfirmasi secara terpisah di tempat yang sama, Wakil Menteri Luar Negeri Arif Havas Oegroseno mengatakan tantangan negosiasi tersebut ialah detail yang mengandung aspek luas seperti investasi, keberlanjutan, dan sebagainya.
"Jadi chapternya banyak, memang harus dilihat satu per satu secara detail," ujar Arif.
Sebelumnya, Airlangga mengatakan progres negosiasi kerja sama ekonomi komprehensif antara Indonesia dan Uni Eropa (UE) hanya tinggal menuntaskan 1 butir isu terkait dengan transparansi perdagangan.
Kerja sama tersebut termaktub di dalam payung IEU-CEPA itu ditargetkan rampung paling lambat dalam semester I-2025.
Airlangga menjelaskan upaya mempercepat finalisasi IEU-CEPA menjadi penting di tengah situasi perang tarif yang digencarkan oleh Amerika Serikat (AS).
Dalam kaitan itu, dia menyebut AS hanya menyumbang 17% dari pangsa pasar ekspor Indonesia, sehingga pemerintah akan mengoptimasi 83% peluang pasar lainnya melalui berbagai negosiasi kerja sama internasional, termasuk IEU-CEPA.
“Untuk [mengejar] 83% itu, arahan Presiden, IEU-CEPA tinggal 1 isu, yaitu masalah transparansi perdagangan. Dan dengan regulasi yang nanti Bapak Presiden umumkan, itu bisa selesai. Jadi kita menyelesaikan AS dan menyelesaikan Eropa dalam langkah yang sama. [Uni Eropa] ini pasar besar US$16,6 triliun dan untuk [pangsa pasar] food-apparel RI itu terbesar ada di Eropa, bukan di AS,” ujarnya dalam agenda Sarasehan Ekonomi, Selasa (8/4/2025).
(ell)