Logo Bloomberg Technoz

Dalam kunjungannya ke Kalimantan baru-baru ini, Bahlil menyebut defisit gas awalnya terjadi karena meningkatnya konsumsi dalam negeri karena kurangnya perhitungan kebutuhan gas dalam negeri.

Namun, menurutnya, setelah dilakukan peninjauan, seharusnya produksi gas diperuntukkan untuk pemenuhan kebutuhan dalam negeri.

“Sampai dengan hari ini tidak ada impor gas, dan kami berusaha maksimal untuk tidak ada impor gas,” kata Bahlil dalam keterangan resmi SKK Migas. 

“Terkecuali sudah sangat emergency banget, kita harus yakin bahwa yang dihasilkan dari dalam negeri bisa memenuhi dalam negeri kita.”

Di sisi lain, saat rapat bersama Komisi XII, Arif membeberkan posisi defisit gas di kawasan Sumatra Selatan dan Jawa Barat makin lebar. Menurut perhitungan PGN, defisit gas untuk dua kawasan itu mencapai minus 177 miliar satuan panas britania per hari (BBtud) sampai akhir tahun ini.

Malahan, posisi minus neraca gas dari Sumatra Selatan dan Jawa Barat mencapai level 513 BBtud pada 2035.

“Di sini yang sedikit lebih mengkhawatirkan di mana sejak 2025 short dari gas balance kita dari 2025 sampai ke 2035 itu shortage-nya makin membesar sampai minus 513 [BBtud],” kata Arief saat rapat bersama Komisi XII DPR, Senin (28/4/2025).

Selain itu, perusahaan gas negara tersebut turut memproyeksikan defisit gas makin lebar untuk kawasan di Jawa Timur. Saat ini, menurut hitung-hitungan PGAS, posisi neraca gas di Jawa Timur relatif surplus sekitar 14 BBtud dan 17 BBtud untuk tahun 2025 dan 2026.

Hanya saja, pasokan gas di Jawa Timur bakal mulai mencatatkan posisi minus pada 2027 mendatang, dengan posisi defisit 27 BBtud. Adapun, proyeksi defisit makin lebar ke level 194 BBtud pada 2035 nanti.

Di sisi lain, defisit gas untuk wilayah Sumatra Utara berada di rata-rata 12 BBtud sepanjang 2025 sampai dengan 2030. Nantinya, menurut proyeksi PGAS, defisit gas di Sumatera Utara bisa mencapai 96 BBtud pada 2035.

Menurut Arief, defisit gas di sejumlah kawasan itu terjadi akibat penurunan pasokan dari beberapa lapangan gas utama. Di sisi lain, dia mengatakan, perseroan belum mendapat pasokan gas baru dari dalam negeri.

“Utamanya karena penurunan natural atau natural declining dari pemasok yang belum dapat diimbangi dengan temuan cadangan dan produksi dari lapangan gas bumi baru,” ujarnya.

(mfd/wdh)

No more pages