Selain itu, penguatan nilai tukar mata uang ringgit Malaysia juga membebani harga CPO. Sepanjang April, mata uang Negeri Harimau Malaya terapresiasi 2,77% terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
CPO adalah aset yang dibanderol dalam ringgit. Ketika ringgit menguat, maka CPO menjadi lebih mahal bagi investor yang memegang mata uang lain.
Analisis Teknikal
Setelah ambruk pada April, kira-kira bagaimana perkiraan harga CPO untuk Mei? Apakah bisa bangkit atau malah kian terhimpit?
Secara teknikal dengan perspektif bulanan (monthly time frame), CPO masih tersangkut di zona bearish. Terbukti dengan Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 45,79.
RSI di bawah 50 menunjukkan suatu aset sedang dalam posisi bearish. Namun sebenarnya RSI CPO tidak jauh dari 50, sehingga masih boleh dibilang netral.
Sementara indikator Stochastic RSI sudah menyentuh 0. Paling rendah, sudah sangat jenuh jual (oversold).
Dengan demikian, harga CPO berpeluang bangkit pada Mei. Maklum, koreksi yang sudah sangat dalam membuka ruang terjadinya technical rebound.
Bulan ini, ada kemungkinan harga CPO akan menguji resisten MYR 4.402/ton yang adalah Moving Average (MA) 5. Jika tertembus, maka MA-10 di MYR 4.428/ton bisa menjadi target selanjutnya.
Adapun target support ada di MR 3.777/ton. Penembusan di titik ini berisiko menjatuhkan harga CPO ke arah MYR 3.768/ton.
(aji)
































