Kremlin menyatakan bahwa Rusia berharap Ukraina juga akan mengikuti langkah ini. Saat Putin mengumumkan gencatan senjata saat Paskah, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy menyatakan pihaknya siap membalas dengan langkah serupa. Pada Senin, Ukraina menyatakan siap mematuhi gencatan senjata selama setidaknya 30 hari.
"Jika Rusia benar-benar menginginkan perdamaian, seharusnya menghentikan tembakan sekarang juga," ujar Menteri Luar Negeri Ukraina Andrii Sybiha melalui platform media sosial X. "Mengapa harus menunggu hingga 8 Mei jika gencatan senjata bisa dimulai sekarang sehingga menjadi nyata, bukan hanya untuk parade?"
Sejauh ini, Putin menolak usulan Trump untuk memberlakukan gencatan senjata tanpa batas waktu demi mencapai penyelesaian damai atas perang yang kini memasuki tahun keempat. Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio pada Minggu lalu mengatakan bahwa upaya AS untuk menyelesaikan perang ini memasuki "pekan yang sangat krusial."
Rubio juga memberikan nada yang lebih hati-hati dibandingkan Trump, yang sebelumnya menyatakan setelah bertemu dengan Zelenskiy di Roma pada Sabtu bahwa kedua pihak sudah mendekati rencana perdamaian. "Kita belum sampai di sana," kata Rubio kepada program Meet the Press di NBC.
Pada hari yang sama, Rubio berbicara dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov atas permintaan Lavrov, menurut pernyataan dari juru bicara Departemen Luar Negeri AS Tammy Bruce. “Menteri menegaskan kepada rekannya dari Rusia mengenai langkah-langkah berikut dalam perundingan damai Rusia-Ukraina serta pentingnya segera mengakhiri perang," ujarnya.
Trump sendiri menargetkan tercapainya kesepakatan damai sebelum 30 April, bertepatan dengan 100 hari masa jabatannya saat ini. Ia terus meningkatkan tekanan agar tercapai sebuah kesepakatan, meski dikritik banyak pihak karena dinilai berpotensi lebih menguntungkan Rusia dalam upayanya mengakhiri konflik terpanjang di Eropa sejak Perang Dunia II.
(bbn)































