Logo Bloomberg Technoz

Pelaku pasar juga akan mencermati tanda-tanda kemajuan dalam negosiasi dagang AS, setelah Donald Trump mengisyaratkan bahwa kemungkinan penundaan tambahan terhadap tarif “resiprokal” yang lebih tinggi tampaknya kecil. AS dan Korea Selatan berpotensi mencapai kemajuan dalam pembicaraan pekan ini, sementara negara-negara Asia lainnya diperkirakan akan berupaya mencapai kesepakatan sementara untuk menghindari pemberlakuan tarif AS yang paling berat sebelum masa tenggang 90 hari berakhir pada awal Juli.

Saham AS pada Jumat lalu mencatatkan kenaikan terpanjang dalam tiga bulan terakhir. Sementara itu, obligasi dan dolar menguat di tengah meningkatnya ekspektasi bahwa bank sentral AS atau Federal Reserve (The Fed) dapat kembali melonggarkan kebijakan moneternya pada paruh pertama tahun ini, seiring pelemahan ekonomi AS. Kekhawatiran atas dampak ekonomi dari tarif mendorong sentimen konsumen AS ke salah satu level terendah dalam catatan, sementara ekspektasi inflasi jangka panjang melonjak ke tingkat tertinggi sejak 1991.

Investor juga akan menaruh perhatian pada data aktivitas manufaktur China, laporan ketenagakerjaan AS, produk domestik bruto (PDB) AS, serta indeks inflasi pilihan The Fed dalam beberapa hari ke depan.

"Data pekan ini dari AS dan China diperkirakan akan menunjukkan tanda-tanda awal dampak terhadap dua ekonomi terbesar dunia," ujar Win Thin, kepala strategi pasar global di Brown Brothers Harriman. "Dengan berakhirnya masa tenggang 90 hari untuk tarif resiprokal pada awal Juli, bahkan bulan itu pun dinilai terlalu cepat untuk pemangkasan suku bunga, mengingat ketidakpastian yang masih membayangi terkait dampak tarif."

(bbn)

No more pages