Pemerintah India telah melabeli serangan tersebut, yang merupakan terburuk terhadap warga sipil dalam beberapa tahun terakhir, sebagai tindakan terorisme.
New Delhi menuduh Pakistan terlibat, dan pada Rabu mengumumkan tindakan hukuman terhadap negara tetangganya di Asia Selatan tersebut, termasuk mengurangi hubungan diplomatik dan menangguhkan perjanjian pembagian air yang vital.
Pada Kamis, polisi di Kashmir mengidentifikasi tiga tersangka, dua di antaranya warga negara Pakistan, yang terlibat dalam serangan itu. Ketiganya merupakan anggota Lashkar-e-Taiba, kelompok militan yang berbasis di Pakistan dan telah ditetapkan oleh India dan AS sebagai organisasi teroris.
Pakistan membantah keterkaitannya dengan serangan Selasa dan membalas dengan mengusir para diplomat India dari Islamabad, menutup wilayah udaranya bagi maskapai penerbangan milik dan yang dioperasikan India, serta menangguhkan perdagangan terbatas antara kedua negara.
Sejak 1947, kedua negara tetangga bersenjata nuklir ini sudah berperang besar memperebutkan Kashmir. Terakhir kali kedua pihak hampir berperang habis-habisan ialah pada 2019, ketika seseorang melakukan bom bunuh diri, menewaskan 40 anggota pasukan keamanan India.
Jaish-e-Mohammed (Prajurit Muhammad), kelompok jihad yang berbasis di Pakistan, mengaku bertanggung jawab pada saat itu, yang direspons India dengan melancarkan serangan udara pertamanya di tanah Pakistan sejak 1971.
Para pejabat New Delhi mengungkap Kepala Angkatan Darat India, Jenderal Upendra Dwivedi, sedang dalam kunjungan dua hari ke Kashmir untuk meninjau situasi. Juga pada Jumat, tentara India terlibat dalam baku tembak dengan para militan di Kashmir utara.
Melalui unggahan di X, Angkatan Darat India mengatakan pasukan keamanan terus memburu para pelaku serangan pekan ini, dan juga mencari para militan lainnya.
India dan Pakistan merupakan dua negara tetangga yang paling bermusuhan di dunia. Ketegangan yang sudah berlangsung lama di antara mereka berpusat di perbatasan Kashmir, wilayah di Himalaya yang diklaim sepenuhnya—dan sebagian dikuasai—oleh keduanya.
New Delhi, selama beberapa dekade, merasa frustrasi dengan apa yang dilihatnya sebagai dukungan militer Pakistan terhadap kelompok-kelompok teroris yang menyerang wilayahnya.
(bbn)































