Logo Bloomberg Technoz

Di sisi lain, pada 25 Februari 2025, Trump juga mengeluarkan perintah eksekutif yang mengategorikan tembaga sebagai bahan penting yang penting bagi keamanan nasional, kekuatan ekonomi, dan ketahanan industri AS.

Perintah eksekutif tersebut menginstruksikan Menteri Perdagangan AS untuk melakukan investigasi berdasarkan Bagian 232 Undang-Undang Perluasan Perdagangan guna menentukan dampak impor tembaga terhadap keamanan nasional AS.

Menteri Perdagangan AS diharapkan untuk menyerahkan laporan kepada Presiden sebelum akhir November 2025, termasuk rekomendasi tentang potensi tarif, kontrol ekspor atau insentif untuk meningkatkan produksi dalam negeri, dan rekomendasi kebijakan untuk memperkuat rantai pasokan tembaga AS, termasuk reformasi perizinan.

Untuk diketahui, Freeport-McMoRan adalah pemasok tembaga terbesar di AS, yang menyediakan sekitar 70% dari total produksi tembaga olahan AS melalui fasilitas penambangan dan pemrosesan domestik terintegrasi.

FCX memiliki beberapa inisiatif yang sedang berlangsung untuk memperluas produksi domestiknya secara signifikan dan mendukung inisiatif yang akan memungkinkan perseroan ​​untuk memperkuat produksi tembaga AS melalui potensi reformasi perizinan dan insentif lainnya bagi produsen tembaga dalam negeri.

Impor tembaga saat ini dibebaskan dari tarif AS sambil menunggu penyelesaian investigasi Bagian 232 pemerintah AS.

Adapun, selama kuartal I-2025, realisasi harga tembaga rata-rata FCX untuk tambang-tambangnya di AS, yang umumnya didasarkan pada Commodity Exchange Inc (COMEX), sekitar 6% lebih tinggi daripada realisasi harga tembaga rata-rata untuk operasinya di Amerika Selatan dan Indonesia, yang didasarkan pada London Metal Exchange (LME).

Pada 23 April 2025, harga penyelesaian COMEX adalah US$4,84 per pon tembaga, premi sebesar US$0,57 per pon terhadap harga penyelesaian tembaga LME sebesar US$4,27 per pon.

Produksi  konsolidasi FCX mencapai 868 juta pon tembaga, 287.000 ons emas, dan 23 juta pon molibdenum pada periode yan sama; dengan penjualan konsolidasi sebanyak 872 juta pon tembaga, 128.000 ons emas, dan 20 juta pon molibdenum.

“Penjualan tembaga kuartal pertama 2025 sebesar 872 juta pon melampaui estimasi Januari 2025 sebesar 850 juta pon. Sesuai dengan ekspektasi, penjualan tembaga kuartal pertama 2025 lebih rendah dari penjualan kuartal I-2024 sebesar 1,1 miliar pon, terutama mencerminkan proyek pemeliharaan besar yang direncanakan di Indonesia,” papar FCX.

Sementara itu, penjualan emas kuartal pertama juga lebih rendah dari estimasi Januari 2025 sebesar 225.000 ons, terutama mencerminkan waktu pengiriman yang terkait dengan pembaruan izin ekspor konsentrat tembaga PTFI, yang baru diterima 17 Maret 2025, dan peningkatan PMR yang berkelanjutan. 

“Penjualan emas kuartal pertama tahun ini lebih rendah dari penjualan kuartal I-2024 sebesar 568.000 ons, terutama mencerminkan proyek pemeliharaan besar yang direncanakan di Indonesia, kadar bijih yang lebih rendah, dan waktu pengiriman.”

Penjualan konsolidasi sepanjang 2025 diharapkan mendekati 4 miliar pon tembaga, 1,6 juta ons emas, dan 88 juta pon molibdenum untuk tahun 2025; termasuk 1 miliar pon tembaga, 500.000 ons emas, dan 22 juta pon molibdenum pada kuartal II-2025.

Untuk sisa periode 2025, FCX mengharapkan volume penjualan tembaga dan emas konsolidasi kuartalannya meningkat dari level kuartal pertama I-2025 yang mencerminkan peningkatan volume tembaga dan emas dari Indonesia.

(wdh)

No more pages