Pakar keamanan siber Tushar Sharma, pendiri TOFEE, menegaskan bahwa metode ini bukanlah hal baru, di mana teknik serupa pernah digunakan pada 2017 dengan menyisipkan kode ke dalam file GIF yang dibagikan melalui WhatsApp. Meski celah telah diperbaiki, versinya yang lebih canggih terus berkembang dan digunakan secara luas sejak 2019.
Dalam kasus terbaru ini, korban menerima pesan berisi foto dari nomor tak dikenal yang meminta identifikasi seseorang dalam gambar. Awalnya korban mengabaikan pesan tersebut, namun setelah menerima beberapa panggilan dari nomor yang sama, ia akhirnya membuka file tersebut.
Malware langsung menginfeksi perangkat dan mencuri informasi rekening bank korban, mengakibatkan kerugian senilai hampir 200.000 Rupee atau setara Rp38 juta.
Pihak kepolisian di Kerala telah mengeluarkan peringatan kepada masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap file media dari pengirim yang tidak dikenal, baik melalui WhatsApp maupun SMS.
Sebagai upaya pencegahan, pengguna disarankan untuk:
- Tidak membuka file atau gambar dari nomor tidak dikenal.
- Menonaktifkan fitur pengunduhan otomatis media di WhatsApp.
- Rutin memperbarui sistem operasi dan aplikasi.
- Menggunakan perangkat lunak antivirus yang andal.
- Mengabaikan serta memblokir permintaan mencurigakan, termasuk yang meminta identifikasi melalui gambar.
Dengan meningkatnya kecanggihan modus kejahatan digital, kewaspadaan dan literasi keamanan siber menjadi kunci utama dalam melindungi data pribadi di era komunikasi digital.
(prc/wep)






























