Logo Bloomberg Technoz

IMF: Defisit Transaksi Berjalan RI Melebar Akibat Perang Dagang

Dovana Hasiana
23 April 2025 11:59

Kepala Ekonom IMF Pierre-Olivier Gourinchas (Ting Shen/Bloomberg)
Kepala Ekonom IMF Pierre-Olivier Gourinchas (Ting Shen/Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF) memproyeksikan defisit neraca transaksi berjalan (current account) makin dalam menjadi 1,5% pada 2025 dan 1,6% pada 2026. Defisit diperkirakan melebar dibanding neraca transaksi berjalan pada 2024 yang defisit 0,6%. 

Sekadar catatan, neraca transaksi berjalan adalah neraca yang meliputi perdagangan barang dan jasa, penghasilan serta transfer berjalan. Bank Indonesia melaporkan transaksi berjalan mencatat defisit sebesar US$1,1 miliar, ATAU 0,3% dari produk domestik bruto (PDB) pada kuartal IV-2024. 

Direktur Departemen Riset IMF Pierre-Oliver Gourinchas menyoroti banyak pengumuman tarif telah dibuat, dengan pungutan yang hampir universal dari AS dan tarif balasan dari beberapa mitra dagang sejak 2 April 2025. 

IMF mengatakan ketegangan ini akan berdampak besar pada perdagangan global. Dengan demikian, lembaga tersebut memproyeksikan pertumbuhan perdagangan global akan berkurang setengahnya dari 3,8% pada tahun lalu, menjadi 1,7% pada tahun ini. 

Gourinchas mengatakan tarif akan memiliki pengaruh yang berbeda di berbagai negara. Bagi Amerika Serikat, tarif merupakan guncangan terhadap pasokan yang mengurangi produktivitas dan hasil (output) secara permanen dan meningkatkan tekanan harga untuk sementara. Hal ini memperburuk prospek yang sudah melemah dan membuat IMF merevisi pertumbuhan ekonomi turun sebesar 0,9 poin persentase menjadi 1,8%, dengan penurunan 0,4 poin persentase hanya dari tarif saja. Sementara inflasi direvisi naik.