Bloomberg News
Bloomberg, Dana Moneter Internasional (IMF) mengatakan bahwa eskalasi terbaru dalam perang dagang berisiko membebani China dan AS dengan kerugian yang hanya akan makin buruk hingga tahun depan.
Bahkan sebelum tarif balasan terbaru diberlakukan, IMF telah memangkas proyeksi pertumbuhan China menjadi 4% untuk tahun ini dan tahun depan, menurut laporan World Economic Outlook yang dirilis pada hari Selasa (22/4).
Proyeksi tersebut merupakan pemangkasan sebesar 0,6 poin persentase dan 0,5 poin persentase dibandingkan dengan prediksi sebelumnya yang diterbitkan pada Januari, sebelum Donald Trump kembali menjabat sebagai presiden.
Pemangkasan ini dibuat berdasarkan proyeksi referensi menggunakan informasi per 4 April, yang hanya mempertimbangkan kebijakan perdagangan seperti tarif “resiprokal” awal Trump sebesar 34% ditambah pajak 20% terkait fentanyl, serta aksi balasan dari China.
Sejak itu, Trump menaikkan tarif baru menjadi total 145% terhadap sebagian besar barang dari China — yang kemudian dibalas oleh Beijing dengan tarif 125% terhadap barang-barang AS.
Jika kebijakan yang diumumkan pada 5–14 April dianggap permanen, “kerugian di China dan Amerika Serikat akan menjadi lebih besar pada 2026 dan seterusnya,” ujar IMF.
IMF tidak memberikan proyeksi terperinci untuk masing-masing negara dalam skenario ini, namun memperkirakan pertumbuhan global sekitar 2,8% pada 2025 — tidak berubah dari proyeksi referensi — dan sekitar 2,9% untuk tahun depan, atau 0,1 poin persentase lebih rendah dibanding sebelum kenaikan tarif diberlakukan.

Pada bulan Januari, IMF memproyeksikan bahwa ekonomi global akan tumbuh sebesar 3,3% baik pada tahun ini maupun pada tahun 2026.
Sekarang, proyeksi tersebut penuh dengan ketidakpastian setelah keputusan kacau Trump yang menyebabkan siklus balasan yang meningkat dengan China. Tarif efektif antara kedua negara jauh di atas tingkat 60% yang menurut banyak ekonom akan menghancurkan perdagangan bilateral.
Untuk China, tarif AS yang diberlakukan per 4 April “mengimbangi pengaruh positif yang lebih kuat dari 2024” — setelah kinerja yang lebih baik dari perkiraan pada kuartal keempat — dan “perluasan fiskal dalam anggaran,” kata IMF.
(bbn)