Jonathan Tirone - Bloomberg News

Bloomberg, Iran telah menghadapi kecurigaan selama beberapa dekade atas ambisi nuklirnya dan apakah mereka sedang mengembangkan kemampuan untuk menembakkan senjata atom.

Republik Islam ini sudah meningkatkan produksi bahan fisil dalam beberapa tahun terakhir dan kemungkinan besar akan mampu menghasilkan jumlah uranium yang diperkaya yang dibutuhkan untuk pembuatan sebuah bom dalam waktu kurang dari sepekan.

Langkahnya ini dilakukan setelah pada tahun 2018, Presiden AS Donald Trump menarik diri dari kesepakatan internasional yang membatasi aktivitas nuklir Teheran dengan imbalan keringanan sanksi.

Sejak kembali ke Gedung Putih, Trump mengatakan ia menginginkan perjanjian baru dengan Iran. Kedua belah pihak lalu memulai perundingan nuklir baru pada pertengahan April. Namun, pemimpin AS ini juga menerapkan kembali kebijakan masa jabatan pertamanya yang disebut "tekanan maksimum," yaitu sanksi-sanksi keras dan meningkatkan kemungkinan aksi militer.