Penurunan asumsi harga ini menjadi tekanan tersendiri bagi negara-negara di Timur Tengah yang sangat bergantung pada pendapatan minyak. Irak, secara khusus, membutuhkan harga tinggi untuk mendukung pengeluaran negara, terutama dalam upaya membangun kembali ekonomi yang melemah akibat perang selama bertahun-tahun.
Perusahaan minyak internasional yang beroperasi di wilayah Kurdistan Irak—yang bersifat semi-otonom—dipaksa menghentikan ekspor setelah jalur pipa menuju pelabuhan Ceyhan di Turki ditutup pada awal 2023. Hingga kini, mereka masih bernegosiasi dengan otoritas pemerintah pusat dan daerah untuk menyepakati ulang kontrak dan mengaktifkan kembali aliran minyak.
(bbn)
No more pages































