Kenaikan tersebut tidak hanya dirasakan investor ritel atau pemegang saham baru di Bursa Efek Indonesia yang jumlahnya mencapai 114 ribu investor, namun juga terhadap pemegang saham lama. Terlebih, nilai dan nominalnya terbilang jauh lebih besar.
FHPL, atau Fore Holdings Pte. Ltd. misalnya. Jika diusut lebih jauh, nilai keuntungan di atas kertas sejatinya amat besar, melihat jumlah saham yang digenggam oleh Fore Holdings Pte. Ltd., yang mencapai 7,04 miliar saham FORE, menyusul PT Otten Coffee Indonesia, pemegang saham Perusahaan 213.722 atau 213 ribu saham, kala prospektus diterbitkan.
Setelah periode listing, pemegang saham Perusahaan yang didirikan berdasarkan dan tunduk pada hukum negara Singapura, Fore Holdings Pte. Ltd., terdilusi menjadi 78,918% dari sebelumnya mencapai 99,997% saham keseluruhan.
Lebih detail, berdasarkan prospektus Perusahaan saat IPO, pemegang saham pengendali FORE adalah EVLab Fore Pte Ltd. yang menguasai Fore Holdings Pte Ltd. Di mana EVLab Fore Pte Ltd. merupakan East Ventures, Perusahaan Venture Capital (VC) dari Fore.
Dengan kata lain, East Ventures menerima cuan melimpah di atas kertas dari keberhasilan IPO saham FORE. Mencermati Co-Founder and Managing Partner East Ventures Willson Cuaca, yang juga sekaligus Komisaris Utama Fore Coffee, mengatakan IPO ini merupakan keputusan bersama dan bukan Exit Strategy bagi East Ventures.
Dengan demikian, East Ventures yang mengoleksi sejumlah saham PT Fore Kopi Indonesia Tbk (FORE) melalui Fore Holdings Pte. Ltd. atau disingkat FHPL, merupakan pemilik dari 7,03 miliar saham, yang sama dengan 78,918% dari seluruh modal ditempatkan dan disetor dalam usai Penawaran Umum Perdana Saham.
Dengan asumsi saat ini dengan nilai nominal Rp70 saat sebelum IPO, saat IPO dengan harga Penawaran Rp188, hingga siang hari ini usai 2 hari listing Rp314 maka nilai investasi di atas kertasnya melejit mencapai 348% point-to-point.
Sebagai gambaran, apabila berinvestasi pada FORE yang tengah mengalami kenaikan harga amat signifikan di pasar reguler, dana investasi yang ditanamkan akan bertambah mencapai 348%. Ibaratnya, bila kita menyimpan dana Rp1 miliar ketika memulai investasi pada FORE kala itu dengan harga nominal, dana investasi tersebut tengah floating gain, atau cuan di atas kertas, mencapai Rp4,48 miliar, dan apabila merealisasikan-nya saat ini, dana investor tersebut sudah cuan lebih dari Rp4 miliar.
Investasi Lama
Saat listing, seremoni FORE juga dihadiri oleh dua tokoh penting, yakni Franky Widjaja dan Pandu Sjahrir.
Pandu Sjahrir, Chief Investment Officer Danantara dan investor lama Fore, menyampaikan bahwa kehadirannya merupakan bentuk dukungan sebagai salah satu investor awal yang telah menanamkan modal secara pribadi sejak tujuh tahun lalu.
“Saya investasi di Fore karena diajak Wilson Cuaca. Saya masuk sebagai investor pribadi, mendukung dari awal. Ini kapasitas saya sebagai liquidity provider,” ujarnya saat ditemui usai seremoni pencatatan, Senin (14/4/2025).
Pandu menyebut bahwa IPO Fore merupakan bukti bahwa perusahaan lokal bisa tumbuh sehat dengan tata kelola yang baik. Ia menekankan pentingnya memberikan nilai tambah pada setiap investasi, termasuk di sektor riil seperti F&B.
Selain Pandu, hadir pula bos Grup Sinar Mas, Franky Widjaja, yang turut memberi dukungan pada debut Fore sebagai perusahaan publik meski ia tidak terlibat langsung dalam struktur kepemilikan Fore.
“Kita berharap ini bisa jadi awal yang baik. Semoga IPO-nya sukses dan memberikan dampak positif untuk ekosistem startup di Indonesia,” ujar Franky singkat kepada media.
Melalui IPO, Fore Kopi melepas 1,88 miliar saham, setara 21,08% dari modal disetor penuh, dan berhasil menghimpun dana segar sekitar Rp353,44 miliar. Dana hasil IPO akan digunakan untuk ekspansi gerai baru, pengembangan bisnis, dan modal kerja.
(fad)