Logo Bloomberg Technoz

Harga emas Antam sempat menembus level termahal sepanjang sejarah di posisi Rp1.904.000 per gram pada pekan lalu. 

Ketika permintaan meningkat di pasar domestik, penurunan harga emas di pasar dunia di tengah kurs dolar AS yang lebih murah, nyatanya tidak membuat harga emas Antam jadi lebih murah. Harganya tetap.

Malah harga buyback yang terpangkas meski sedikit, hanya Rp1.000 pada hari ini. Penurunan harga buyback adalah 'kabar buruk' bagi investor yang ingin menjual emasnya karena itu berarti tingkat keuntungan (capital gain) jadi lebih kecil.

Harga emas Antam pada akhir tahun lalu masih dijual seharga Rp1.515.000 per gram. Alhasil, dengan harga buyback hari ini terpangkas Rp1.000, potensi keuntungan yang bisa dikantongi oleh investor yang ingin menjual emas mencapai 15,1%, agak turun sedikit dibanding kemarin. Namun, angka itu masih tinggi dibanding return indeks saham, yield surat utang apalagi cuan reksa dana.

Keuntungan lebih besar bisa diperoleh para investor emas yang sudah memborong emas sejak bertahun-tahun lalu. Bila membeli emas 10 tahun lalu kala harganya masih di bawah Rp600.000 per gram, investor berpeluang mengantongi keuntungan hampir 200%.

Di pasar dunia turun

Harga emas di pasar dunia pada perdagangan Senin terkoreksi cukup dalam sebesar 0,82% pada penutupan bursa New York. Pagi ini, pada sesi perdagangan Asia, harga emas bergerak stagnan di kisaran US$ 3.212,57 per troy ounce.

Dalam perdagangan kemarin, sejatinya harga emas sempat menyentuh lagi level rekor tertingginya di US$ 3.245 per troy ounce. Namun, aksi profit taking para investor akhirnya menggerus harga emas pada penutupan perdagangan.

Para pelaku pasar masih mencermati perkembangan kebijakan tarif Amerika Serikat (AS). Investor juga mendengarkan pernyataan pejabat The Fed tentang prospek inflasi dan peluang pemangkasan bunga acuan tahun ini.

Gubernur Federal Reserve Christopher Walker mengatakan, dampak inflasi dari perang dagang sifatnya akan sementara dengan pemotongan bunga acuan sangat mungkin terjadi pada semester II-2025. Bunga acuan yang lebih rendah akan menjadi pengungkit harga emas karena sebagai aset yang tak memberikan imbal hasil, emas akan diuntungkan dalam kondisi yield rendah.

Pergerakan harga emas meski terkoreksi dari level rekornya saat ini, masih membukukan capaian luar biasa sejauh ini. Sepanjang 2025 saja, kenaikan harga emas sudah mencapai 20%. 

Lonjakan harga emas sudah melampaui capaian return investasi di aset berisiko yang agresif seperti saham.

(rui)

No more pages