Logo Bloomberg Technoz

Harga Baterai BYD hingga Tesla Rawan Naik Imbas Riuh Perang Tarif

Redaksi
11 April 2025 09:50

Pekerja memeriksa mobil listrik BYD Co. Dolphin di pabrik barunya di Nikhom Phatthana, Rayong, Thailand, Kamis (4/7/2024) (Valeria Mongelli/Bloomberg)
Pekerja memeriksa mobil listrik BYD Co. Dolphin di pabrik barunya di Nikhom Phatthana, Rayong, Thailand, Kamis (4/7/2024) (Valeria Mongelli/Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta – Analis komoditas menilai harga baterai kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) dari BYD hingga Tesla rawan naik, sebagai efek domino tarif resiprokal Amerika Serikat (AS) yang turut berimbas ke sektor industri nikel.

Vice President, Head of Marketing, Strategy and Planning PT Kiwoom Sekuritas Indonesia Oktavianus Audi menjelaskan kebijakan tarif resiprokal AS akan berdampak pada permintaan bahan baku industri, seperti dari nikel.

“China menjadi konsumen nikel terbesar global dengan porsi sekitar 63%, sehingga ini akan berdampak pada manufaktur dan industri baterai,” terangnya saat dihubungi, Jumat (11/4/2025).


Oktavianus mengatakan 60% konsumsi nikel di China pada 2024 adalah untuk bahan baku baja nirkarat atau stainless steel, sedangkan untuk baterai EV dan storage sekitar 15%. 

Perusahaan otomotif konsumen baterai EV CATL./dok. Bloomberg

Pada saat bersamaan, AS mengenakan tarif signifikan sebesar 125% terhadap produk China, di mana Negeri Panda memberi respons balasan dengan menaikkan bea masuk barang dari Negeri Paman Sam hingga 84%.